Senin, 01 Juli 2013

METODOLOGI PENELITIAN



MANAJEMEN PEMASARAN DI STIKES MADANI YOGYAKARTA

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah
Metodologi Penelitian Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: Dr. Sabarudin. M.si



Oleh:
Qiyadah Rabbaniyah 1220411206

PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM
KONSENTRASI MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
          Melihat  perkembangan pendidikan kesehatan sampai tahun 2013 ini. Banyak instansi-instansi yang mendirikan sekolah tinggi kesehatan karena tingginya minat masyarakat untuk melanjutkan pendidikannya dalam bidang kesehatan. PTN dan PTS harus berupaya meningkatkan mutu dan kompetensi untung bersaing secara global.
   Sebagai salah satu komponen utama dalam sistem pendidikan, lembaga pendidikan sudah selayaknya memberikan kontribusi yang nyata dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Apabila lembaga pendidikan dianalogikan sebagai mesin produksi, maka kualitas output akan ditentukan oleh kualitas mesin tersebut. Artinya, pengelolaan pendidikan yang bermutu tidak terlepas dari fungsi-fungsi manajemen secara umum yaitu: Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pengarahan (Directing) dan Pengendalian (Controlling). Fungsi-fungsi manajerial tersebut hendaknya dilakukan oleh setiap pengelola lembaga pendidikan secara efektif dan efisien, dan secara khusus pimpinan atau kepala merupakan orang yang paling bertanggung jawab dalam pengelolaan sumber daya lembaga pendidikan.
Pendidikan yang bermutu merupakan standar kesesuain tampilan (performance) terhadap atribut-atribut yang dianggap penting oleh para pelanggan/pengguna jasa pendidikan. Atribut-atribut mutu tersebut hendaknya diketahui oleh penyelenggara lembaga pendidikan, sehingga dalam operasional kegiatan dapat mengacu pada kepentingan mutu pelanggan. Karena kegiatan pendidikan di sekolah adalah sebagai salah satu bentuk pelayanan jasa (service) yang memiliki bentuk proses yang sirkuler bukan linier atau sekedar jual beli.
Dengan demikian, perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan yang mengemban tugas yang tidak ringan, sangat diperlukan sistem manajerial yang baik dalam semua segi yang ada di dalamnya.. Hal ini dimaksudkan agar lembaga pendidikan mampu menjadi salah satu bentuk pelayanan jasa yang benar-benar memiliki suatu bentuk proses yang sirkuler di era globalisasi ini.
          Pengelolaan pendidikan menjadi sangat penting, dimana pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan di pengaruhi oleh kemapuan administrator dalam melakukan scaning lingkungan eksternal, kompetitor lembaga lain, memperhitungkan kompetensi internal, harus dapat menciptakan strategi yang mempunin untuk memenangkan persaingan tanpa meningalkan esensi dari pendidikan itu sendiri[1].
            Pengelolaan pendidikan harus menyongsong peluang yang muncul dan sekaligus tanggap terhadap tantangan yang menghadang. Manajemen mengalami perubahan dari sekedar melayani proses pendidikan menjadi bagaimana membuat pemakai pendidikan diubah menjadi pelangan pendidikan, dimana pelangan pendidikan akan memberikan loyalitas yang tinggi untuk tidak bisa berpaling pada lembaga lain. Hal itu akan menciptakan (1) pelangan yang selalu membeli atau memakai secara teratur program yang diluncurkan oleh lembaga (2) pelangan membeli diluar lini produk/jasa (3) merekomendasikan produk kepada orang lain (4) menunjukkan kekebalan dari daya tarik produl sejenis dari pesaing[2].
          Kepuasan mahasiswa adalah suatu keadaan di mana mahasiswa merasakan adanya keseimbangan antar yang mereka harapkan yaitu besar biaya (cost) yang mereka keluarkan untuk mendapatkan atau pengembalian barang atau jasa yang mereka inginkan (return of investment), jika terjadi ketidakseimbangan antara kedua elemen ini maka yang terjadi adalah ketidaktercapaian kepuasan mahasiswa.
          Stikes Madani Yogyakarta adalah sekolah tinggi ilmu kesehatan yang  berdiri pada tahun 2009 dengan SK MENDIKNAS RI: 148/D/O/2009, SK PPNI: 068/PP.PPNI/S/II/2009, dan SK PPSDM: HK.03.05/I/II/4/3309/200. Stikes Madani Yogyakarta beralamat di jl. Wonosari km. 10 karanggayam sitimulyo piyungan bantul yogyakarta. Latar belakang berdirinya Stikes Madani Yogyakarta salah satunya adalah melihat  mayoritas warga Negara Indonesia adalah beragama Islam. Namun, kuantitas yang melimpah tersebut tidak dibarengi penguasaan ilmu yang mapan—khususnya agama. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya tenaga profesional yang ikut berperan dalam menyeru ke jalan kebenaran.
          Berdakwah di jalan Allah merupakan ibadah yang mulia. Berbagai macam sarana kehidupan dapat dimanfaatkan oleh seorang dai untuk menyampaikan kebenaran agama yang mulia ini. Alangkah dahsyatnya ketika setiap muslim punya kesadaran melakukan dakwah dalam lingkaran profesi yang digelutinya. Salah satunya adalah bidang kesehatan. Bidang ini merupakan ladang yang sangat potensial untuk berdakwah. Namun, disayangkan jumlah dai yang paham tentang kesehatan dan mau berdakwah di bidang tersebut masih sedikit. Stikes Madani Yogyakarta bertujuan untuk mendidik para dai di jalan Allah yang cerdas dalam berdakwah sekaligus terampil melayani kebutuhan kesehatan masyarakat[3].
          Pilar Pendidikan yang di usung oleh  Stikes Madani Yogyakarta adalah (1) Attitude yang Islami; Islamisasi kampus yang bertekad untuk mencetak generasi unggulan yang islami. Generasi yang mampu merespon perkembangan dunia sekaligus tetap menjalankan kegiatan dakwah di jalan Allah Ta’ala (2) Knowledge (Cendikia); Kurikulum yang terintegrasi memadukan standar kompetensi dari PPNI dan AIPNI dengan harapan mahasiswa/i akan menguasai pengetahuan dengan baik sehingga menjadi cendekiawan muslim yang mampu menguasai ilmu dunia dan akhirat (3) Skill yang Profesional; Dengan fasilitas laboratorium dan sarana penunjang lain, insyaallah profesionalisme SDM dapat kian kuat[4].
          Stikes madani  Yogyakarta merupakan sekolah tinggi kesehatan berlandasan islam dan satu-satunya kampus yang mewajibabkan untuk berasrama bagi mahasiswanya, pola pendidikan yang diusung oleh stikes madani yaitu mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari[5].
          Melihat latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti hal-hal yang berkaitan dengan manajemen pemasaran di Stikes Madani Yogyakarta.

B.  Rumusan Masalah
          Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang dapat disusun sebagai berikut:
1.      Bagaimana manajemen pemasaran di stikes madani yogyakarta?
  1. Faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat dalam manajemen pemasaran di Stikes Madani Yogyakarta?

C.  Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.      Tujuan Penelitian
            Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.    Untuk mengetahui manajemen pemasaran di stikes madani Yogyakarta.
b.    Untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat dalam manajemen pemasaran di Stikes Madani Yogyakarta.
2.      Kegunaan Penelitian
                        Penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan yang signifikan, baik secara teoritis maupun secara praktis yaitu:
a.    Kegunaan secara teoritis, hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai bahan kajian dan tindak lanjut dalam memahami secara khusus tentang manajemen pemasaran di perguruan tinggi..
b.    Kegunaan secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi Stikes Madani Yogyakarta secara khusus dalam hal manajemen pemasaran perguruan tinggi.

D.  Kajian Pustaka
          Berdasarkan penelusuran terhadap beberapa karya penelitian sebelumnya yang memiliki tema yang hampir relevan dengan tema yang diangkat peneliti yakni sebagai berikut:
          Pertama: Tesis karya Riswo yang berjudul Manajemen Madrasah Tsanawiyah Di Lingkungan Lp Ma`Arif NU Di Kabupaten Tegal ( Studimts NU 1 Tarub Dan MTS NU Husnaba Kedungbanteng[6]), yang mengungkapkan beberapa temuan yaitu: (1) manajemen madrasah tsanawiyah di LP Ma`arif NU kabupaten Tegal mengikuti ketentuan yang berlaku di linkungan NU. Dari 22 MTS yang bernaung dengan LP Ma`arif NU, secara organisatoris 10 MTs merubah status hukumnya menjadi BPPM NU, sedang 12 lainya masih memakai yayasan yang dulu tetapi tetap berafiliasi kepada LP Ma`arif NU. Peran an fungsi LP Ma`arif NU sebagai penanggung jawab bidang pendidikan, memiliki wewenang merumuskan kebijakan umum dan menyusun pedoman-pedoman di lingkunganya. Dalam melaksanakan manajemen pendidikan yang meliputi manajemen kurikulum, personalia, sarana prasarana, kesiswaan, pembiayaan dan humas, LP Ma`arif NU menyerahkan sepenuhnya kepada satuan pendidikan masing-masing namun harus tetap berkoordinasi kepada LP Ma`arif Nudan menjaga komitmen paham keagamaan ahlussnnah waljama`ah dengan menjadikan mabadi khairo ummahi sebagai landasan manajemen. (2) secara umum,pendidikan di lingkungan NU baru sebatas kuantitas belum mencapai kualitas. Hal ini, karena lembaga pendidikan di lingkungan NU banyak permasalahan dan kendala yang dihadapi di samping macetnya konsolidasi dan koordinasi antar unsur terkait. Namun demikian, banyak juga MTs yang sudah mengalamikemajuan dengan bukti nilai akreditasi A (amat baik). Di kabupaten Tegal minimal ada 4 MTs yang nilai akreditasinya A, salah satunya MTs NU 1 Tarub. (3) dengan mengetahui dan memahami faktor dan pendukung dan penghambat yang ad dilikungan pendidikan LP Ma`arif NU, maka upaya yang harus dilakukan adalah meningkatkan profesionalismedan mengefektifkan manajemen Lembaga  Ma`arif NU; mengutamakan ide peningkatan mutu dan kualitas lulusan yang mampu bersaing dan bisa diandalkan, dan meningkatkan hubungan kerja sama badan pengelola (BPPM NU/ Yayasan) dengan pemerintah dan masyarakat sekitar.
          Kedua: tesis karya Akhmad Sholeh, manajemen berbasis madrasah ( Studi Pengelolaan Madrasah Tsanawiyah Al Huda Arjasari)[7], dalam hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) pengenalan dan pemahaman atau sosialisasi baik secara internal dilingkungan madrasah maupun secara eksternal terhadap orang tua siswa dan masyarakat mengenai perencanaan dan penyusunan program madrsah, visi misi dan tujuan, efektivitas kerja dalam dalam pencapaian tujuan dan sasaran mutu madrasah. (2) implementasi manajemen dalam pengembangan dan peningkatan mutu, MTs Al-Huda Arjasari brlum secara menyeluruh dapat menerapkan konsep manajemen berbasis madrasah. Namun begitu, upaya pembenahan dan pengoptimalan tentang program kerja manajemen madrasah terus dilakukan melalui; pertama, pengembangan program madrasah sesuai sumber daya, kedua, pengembangan sumber dana dan pendanaan pendidikan, ketiga, pengembangan kegiatan kesiswaan, keempat, pengembangan tenaga kependidikan, kelima, pengembangan sarana prasarana pendidikan dan keenam, perbaikan secara terus menurus. (3) dalam implementasi manajemen berbasis madrasah, tidak seideal program yang dicita-citakan, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor penghambat atau problematika, diantaranya adalah kurangnya partisipasi masyarakat, kurangnya usmber daya manusia yang sesuai dengan spesifikasinya sebagai pengelola langsung pendidikan, input siswa yang memiliki latar belakang berbeda serta semangat belajar yang kurang karena faktor rumah tangga, minimnya dana yang hanya mengandalkan bantuan pemerintah berupas BOS, dan kurangnya sarana prasarana. Adapun faktor pendukung adalah dukungan masyarakat terhadap pendidikan berkualitas, adanya kebijakan profesionalisme guru dan tenaga kependidikan, adanya bantuan pemerintah melalui program bantuan operasional sekolah (BOS) yang tidak membedakan stastus sekolah.
          Ketiga:  Tesis karya Samsul Farikhin, Manajemen Lembaga-Lembaga Formal Di Pesantren Cadangpinggang Kec. Sukagumiwang Kab. Indramayu[8], hasil penelitian berkesimpulan sebagai berikut: (1) pelaksanaan fungsi manajemen di lembaga-lembaga pendidikan formal pesantren cadangpinggan secara umum telah berjalan dengan baik. Tetapi belum terdapat adanya kesatuan pelaksanaan anatara satu lembaga dengan lembaga yang lainya sehingga kemampuan manjerial masing-masing kepala madrasah dan kepla sekolah sangat menentukan kelebihan dan kekurangan pelaksanaa fungsi manajemen pada instansi yang dipimpinya. (2) faktor penunjang penyelenggaraan lembaga-lembaga pendidikan di pesantren cadangpinggan anatara lain; memiliki jumlah tenaga pendidik yang memadai, memiliki kelengkapan sarana prasarana yang memadai, berlokasi di tempat yang strategis, dan tersambung dengan jaringan internet. Adapun faktor penghambatnya adalah; identitas madrasah, rendahnya minat masyarakat kepada madrasah, minimnya jumlah siswa, rendahnya penghonoran guru serta kurang tersedianya tenaga ahli dalam bidang keterampilan dan keahlian.
           Keempat: Kuntarto, Manajemen Sumber Daya Dosen PAI Di Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto[9], yang berkesimpulan bahwa; (1) pelaksanaan manajemen sumber daya dosen PAI di unsoed purwokerto meliputi: (a) perencanaan (pendek, menengah, dan panjang). (b) rekruitmen melalui proses seleksi yang mengunkan beberapa prosuder seleksi dan menetapkan kualifikasi dan kriteria calon dosen PAI. (c) orientasi dan penempatan calon dosen PAI yang diterima menjadi dosen PAI unsoed purwkerto, pelatihan dan pengembangan melalui peningkatan ketrampilan dan pengetahuannya, pengembangan karir dosen PAI. (d) pelatihan danpengembangan dilakukan beberapa program, yaitu musyawarah dosen PAI, penataran, kegiatan supervisi, dan studilanjut. (e) pengembangan karir dosen PAI didasarkan pada prestasi kerja dengan mengunakan jalur fungsional. (f) kesejahteraan dosen PAI berupa transport mengajar, honor koreksi, membuat naskah soal, mengawasi ujian, dan THR atau uang seragama. (g) penilaian kinerja dengan mengunakan metode peringkatan alternasi, yaitu cara membuat peringkat dosen PAI dari yang terbaik sampai yang terjelek pada satu atau banyak ciri. (2) strategi dan upaya manajemen sumber daya dosen PAI adalah meningkatkan fungsi-fungsi manajemen sumber daya dosen, memperjelas visi dan misi pengembangan profesionalisme dosen, peningkatan jaringan kerja sama dengan lembaga di luar unsoed sebagai sarana pengembangan profesionalitas dosen, dan pemenuhan kualifikasi dan kompetensi yang disyaratkan. (3) adapun pendukung manajemen manajemen sumber daya dosen PAI adalah sebagai berikut: kualitas pendidikan unsoed, kesesuain mengajar dengan spesifikasi keilmuan, dukungan profesionalisasi dan manajemen unsoed dan pemerintah. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan manajemen sumber daya dosen PAI adalah: kepemimpinan unsoed purwokerto, kebijakan pemerintah, kesejahteraan dosen PAI, karir dosen Unsoed purwokerto. Adapun strategi yang bisaditerapkan adalah: pola pengembangan di dalam jabatan, yaitu dengan memberikan pengarahan dan motivasi, bantuan supervisi individu dan kelompok dan pola pengembangan diluar jabatan. Faktor penghambatnya adalah terbatasnya pola pengembangan sumber daya dosen, belum maksimal partisipasi dosen dalam mengembangkan profesionalitas, kurang kerja sama dengan lembaga lain, belum ada kejelasan visi dan misi manajemen dosen.  
          Dari hasil penelitian-penelitian diatas, dapat dicermati bahwa judul penelitian yang penulis lakukan yaitu “Manajemen Pemasaran di Stikes Madani Yogyakarta” tidak sama dengan judul yang telah dilakukan peneliti sebelumnya. Di mana ruang lingkup penelitian ini membahas secara khusus tentang manajemen pemasaran dimana objek atau tempat penelitianya di Stikes Madani Yogyakarta sehingga penelitian ini memenuhi unsur keaslian.

E.  Kerangka Teori
1.      Pengertian manajemen pemasaran pendidikan
            Dijelaskan dalam kamus besar bahasa indonesia mengenai arti manajemen, yaitu (a) penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran; (b) pimpinan yg bertanggung jawab atas jalannya perusahaan dan organisasi. Sedang pemasaran adalah perihal berupa proses, cara, perbuatan yang menyangkut penyebarluasan barang dagangan (barang atau jasa) dari produser kepada konsumen. Sedangkan manajemen pemasaran adalah manajemen dengan sistem yang berpegang pada hakikat saling berhubungan antara semua bidang fungsional sebagai dasar pengambilan keputusan di bidang pemasaran[10].
            Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan melalui pertukaran dengan pihak lain dan untuk mengembangkan hubungan pertukaran. Proses pemasaran sangat di pengaruhi oleh berbagai faktor seperti sosial, budaya, politik, ekonomi, dan manajerial. Akibat dari berbagai pengaruh tersebut masing-masing individu atau kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas (cimodity values)[11].
            Dengan demikian pemasaran dalam konteks pendidikan adalah sebuah proses sosial dan manajerial untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan melalui penciptaan (creation), penawaran, pertukaran produk yang bernilai dengan pihak lain dalam bidang pendidikan.
            Pendidikan merupakan produk jasa yang dihasilkan dari lembaga pendiidkan yang bersifat non profit, sehingga hasil dari proses pendidikan kasad mata. Pendidikan yang dapat laku dipasarkan ialah pendidikan yang (a) ada produk sebagai komuditas (b) produknya memiliki standar (c) punya pangsa/sasaran yang jelas (e) punya jaringan dan media (f) tenaga pemasar[12].
            Secara toritis terdapat tiga komponen dasar penerapan pemasaran pendidikan, yaitu (a) integrated marketing (b) create cutomer statisfaction (c) a profit. Dimana kita harus mengelola (a) customer impinging resources (b) policies (c) activities (d) market segmentation, karena empat faktor tersebut akan memberikan referensi terhadap pilihan para pemakai jasa prduk yang dihasilkan. Akan tetapi lebih spesifik lagi bahwa pemasaran memiliki empat aktivitas yaitu analysis, organization, planning, dan control.[13]
            Unsur utama dalam pemasaran dapat diklasifikasikanmenjadi tiga unsur utama yaitu:
a.       Unsur strategi persaingan (mind share strategy) meliputi:
1)            Segmentasi pasar, yaitu tindakan mengidentifikasi antara konsumen secara terpisah
2)            Targetting, yaitu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki.
3)            Positioning, penetapan posisi pasar.
b.      Unsur tatktik pemsaran (market share tactic) meliputi:
1)            Selling yang terkait dengan penjualan
2)            Differensial, yang terkait dengan cara membangun strategi pemasaran di berbagi aspek lembaga.
3)            Bauran pemasaran (marketing mix), terkait dengan kegiatan mengenai produk, harga, promosi, dan  tempat
c.       Unsur nilai pemasaran (heart share) yang berkaitan dengan brand, servise, dan process. Dalam nilai pemasaran, merek (brand) mempunyai arti penting bagi konsumen diantara:
1)            Sebagai identifikasi untuk membedakan antara satu produk dengan produk lain
2)            Sebagai garansi atas kualitas dan kinerja dari produk yang akan dibeli.
3)            Merek memberi status atau image seseorang.
4)            Merek meberi arti emosional[14].
2.      Konsep inti pemasaran
            Konsep inti pemasaran ada dua belas poin penting yaitu:
a.    Kebutuh, konsep dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia.
b.    Keinginan, bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaya dan kepribadian individual dinamakan keinginan. Keinginan digambarkan dalam bentuk obyek yang akan memuaskan kebutuhan mereka adalah hasrat akan penawar kebutuhan yang spesifik.
c.    Permintaan, dengan keinginan dan kebutuhan serta keterbatasan sumber daya tersebut, akhirnya manusia menciptkan permintaan akan produk atau jasa dnegan manfaat yang paling memuaskan.
d.   Produk (organisasi, jasa, ide), sejalan dengan munculnya kebuthan, keinginan dan permintaan, organisasi/lembaga/perusahaan berusaha keras untuk mempelajarinya. Mereka melakukan riset pemasaran, mengamati,perilaku konsumen, menganalisa keluhan yang dialami konsumen, mencari jawaban produk atau jasa yang disukai. Dengan kegiatan tersebut akhirnya perusahaan/lembaga dapat menawarkan segala sesuatu kepada pasar untuk diperhatika, untuk dikonsumsi sehingga konsumen dapat memuaskan kebutuhan sekaligus keinginanya, sesuatu tersebut di sebut produk. Produk tidak hanya mencakup fisik tetapi juga jasa, orang, tempat, organisasi ataupun gagasan.
e.    Nilai pelangan, konsumen membuat pilihan membeli berdasarkan pada persepsi mereka mengenai nilai yang melekat pada berbagai produk dan jasa.
f.     Kepuasan pelangan, kepuasan pelangan tergantung pada anggapan kinerja produk dalam menyerahkan nilai relatif terhadap harapan pembeli. Bila kinerja sesuai atau melebihi harapan pembeli, maka pembeli merasa puas dan sebaliknya.
g.    Pertukaran, adalah tindakan untuk memperoleh barang yang dikehendakidari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai imbalan.
h.    Transaksi, adalah perdagangan antara dua pihak, yang paling sedikit melibatkan dua macam nilai, persetujuan mengenai kondisi, waktu dan tempat.
i.      Hubungan, adalah proses menciptakan, memelihara, dan meningkatkan hubungan erat yang smakin berniali dengan pelangan dan pihak-pihak yang berkepentingan yang lain.
j.      Jaringan, terdiri dari perusahaan dan semua pihak-pihak pendukung.
k.    Pasar, terdiri dari semua pelangan potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu yang sama, yang mungkin bersedia dan mampu melaksanakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan itu
l.      Pemasaran dan calon pembeli, Seseorang yang mencari satu atau lebih calon pembeli yang akan terlibat dalam pertukaran tersebut[15].

Tabel   konsep inti pemasaran           


3.      Proses pemasaran perguruan tinggi
            Dapat dilihat dari lima variabel utama, yaitu bauran pemasaran (marketing mix), kontribusi kepemimpinan, dan kinerja dosen
a.    Bauran pemasaran (marketing mix)
        Lupiyoadi &Hamdani (2006) mengatakan bahwa bauran pemasaran merupakan alat bagi pemasar yang terdiri dari atas berbagai unsur suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan positioning yang diterapkan dapat berjalan sukses. Dalam konteks pendidikan Bauran pemasaran (marketing mix) adalah unsur-unsur yang sangat penting dan dapat dipadukan sedemikan rupa sehingga dapat menghasilkan strategi yang dapat digunakan untuk memenangkan persaingan.
        Bauran pemasaran pendidikan terdiri dari 7P yaitu product (produk); jasa seperti apa yang ditawarkan, price (harga); strategi penentuan harga, place (lokasi/tempat); dimana tempat jasa diberikan, promotion (promosi); bagaimana promosi dilakukan. Sedangkan unsur 3P adalah people (SDM); kualitas, kualifikasi, dan kompetensi yang dimiliki oleh orang-orang yang terlibat dalam pemberian jasa. Physical evidence (bukti fisik); sarana-prasarana seperti apa yang dimilki, dan process; manajemen layanan pembelajaran yang diberikan[16].
        Dengan demikian bauran pemasaran perguruan tinggi merupakan serangkaian jasa pendidikan yang dapat dikuasi oleh lembaga perguruan tinggi dan digunakan untuk mencapai tujuan dalam merebut pasar dan diharapkan perguruan tinggi dapat memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada mahasiswa sehingga mahasiswa merasa puas atas layanan perguruan tinggi.
b.    Kepemimpinan pendidikan
        Kepemimpinan pendidikan berperan sangat penting dalam rangka mengarahkan dan menggerakkan organisasi pendidikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Husna Asmara (1985: 18), kepemimpinan pendidikan adalah segenap kegiatan dalam usaha mempengaruhi personal di lingkungan pendidikan pada situasi tertentu agar mereka melalui usaha kerjasama, mau bekerja dengan penuh tanggung jawab dan ikhlas demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
        Pemimpin merupakan ujung tombak dan kemudi bagi jalanya perguruan tinggi. Maka pimpinan harus memiliki kompeten-kompeten diantaranya (a) komitmen terhadap lembaga dan berkepentingan untuk menjadikan gambaran bagi lembaganya (b) orientasi kepemimpinan proaktif (c) ketegasan (d) sensitif terhadap hubungan yang bersifat interpersonal dan organisasi  (mencari hubungan interpersonal )[17] (e) frekuensi kunjungan internal eksternal kampus (f) dekat dengan mahasiswa (g) mempunyai keteladanan (i) menjadi nara sumber (j) membangun net working (jejaring kerja) (k) tanggap terhadap kewirausahaan[18].
        Seseorang pemimpin harus mempunyai keterampilan diantaranya (a) keterampilan dalam memimpin (b) keterampilan dalam hubungan insan (c) keterampilan dalam proses kelompok (d) keterampilan dalam administrasi (e) ketrampilan dalam menilai[19].
c.    Kinerja Dosen
        Kinerja menjadi hal yang penting dan mendapat perhatian serius dari berbagai kalangan terutama untuk perusahaan yang bergerak di bidang jasa. Tidak terkecuali dengan dunia pendidikan. Pengukuran kinerja dalam dunia pendidikan sebenarnya bukan hanya ditujukan untuk profesi dosen saja tetapi elemen pendukung lainnya seperti bagian staff akademik, bagian administrasi, bagian kebersihan, dan bagian lainnya. Karena semua saling mendukung tercapainya mutu pendidikan.
        Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu yang ingin dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan seseorang. Banyak batasan yang diberikan para ahli mengenai istilah kinerja, walaupun berbeda dalam tekanan rumusannya, namun secara prinsip kinerja adalah mengenai proses pencapaian hasil. Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Sehingga dapat didefinisikan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya[20]. Bernardin dan  Russel  (dalam  Ruky,  2002)  memberikan pengertian atau kinerja sebagai berikut : “performance is defined as the record of outcomes produced on a specified job function or activity during time period.  Prestasi atau kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi  pekerjaan  tertentu  atau kegiatan  selama  kurun  waktu  tertentu[21].
        Sutermeister dalam Anggiat Parlindungan Simbolon (2005) mendefinisikan faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja meliputi motivasi, keahlian, pengetahuan, keahlian, pendidikan, pengalaman, pelatihan, minat, sikap, kepribadian, kondisi-kondisi fisik, dan kebutuhan fisiologis, kebutuhan social, dan kebutuhan egoistic. Porter and Lawyer dalam Anggiat Parlindungan Simbolon (2005) menyatakan bahwa kinerja (performance) adalah succesful role achievment yang didapat seseorang dari perbuatannya dalam bekerja. Grounloud dalam Umi Narimawati (2005) mengatakan bahwa kinerja sebagai penampilan perilaku kerja yang ditandai oleh keluwesan gerak, ritme dan urutan kerja yang sesuai dengan prosedur sehingga diperoleh hasil yang memenuhi syarat kualitas, kecepatan, dan jumlah. Stoner dalam Umi Narimawati (2005) mendefinisikan kinerja adalah prestasi yang dapat ditunjukkan oleh karyawan. Ia merupakan hasil yang dapat dicapai dalam melaksanakan tugas – tugas yang dibebabnkan kepadanya berdasarkan kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu yang tersedia[22].
        Maka didapat beberapa kesimpulan pertama: bahwa kinerja dosen diartikan sebagai prestasi, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja atau unjuk kerja dosen dalam melaksanakan tugas tri dharma perguruan tinggi (pendidikan dan pengajaran; penelitian serta pengabdian masyarakat). Kedua: kinerja adalah prestasi seseorang yang dipengaruhi oleh faktor motivasi, kemampuan, pengetahuan, keahlian, pendidikan, pengalaman, pelatihan, minat, sikap, kepribadian, kondisi-kondisi fisik dan kebutuhan fisiologis, kebutuhan social, dan kebutuhan egoistik, dalam melakukan pekerjaannya pada periode tertentu yang dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Dan dapat dikatakan juga faktor kinerja terdiri dari kemampuan dan motivasi.
d.   Kepuasan Mahasiswa
        Kata kepuasan dari bahsa latin “satis” (artinya cukup baik, memadai) dan “facio” (melakukan atau membuat), sehingga kepuasan bisa diartikan sebagai upaya pemunuhan sesuatu atau membuat sesuatu memadai[23]. Zeithaml, (2000:75) menyatakan bahwa “satisfaction is the consmer`s fulfikkment response. It is judgement that a product pleasurable level of consumption related fullfilment”. Jadi dapat ditegaskan bahwa kepuasan merupakan respon konsumen yang sudah terpenuhi keinginannya tentang pengunaan barang atua jasa yang mereka paka[24]i.
        Menurut Mulyasa yang harus dilakukan agar pelangan merasa puas, yakni layanan yang sesuai dengan yang dijanjikan (reliability), mampu menjamin kualitas pembelajaran (assurance), iklim sekolah/kampus yang kondusif (tangible), memberikan perhatian penuh kepada peserta didik (emphaty), dan cepat tanggap terhadap kebutuhan peserta didik (responsibility)[25]. Menurut panduan Manajemen Sekolah, sekolah/kampus dikatakan berhasil jika mampu memberikan layanan sama atau melebihi harapan.
            Tabel Indikator kepuasan pelangan pendidikan sekolah/kampus[26]
No
Komponen
Indikator-Indikator
1
Karakteristik barang dan jasa
Nama PT yang dikenal, staf pengajar yang  kompeten, dan hubungan dengan lembaga luar
2
Emosi pelangan
Motivasi mahasiswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar
3
Persepsi terhadap pelayanan
Penerimaan pelayanan oleh mahasiswa
4
Pelangan lainya
Penyebarluasan informasi
5
Atribut-atribut pendukung
Promosi di bidang jasa PT, lulusan yang dihasilkan, dan prestasi-prestasi yang dicapai
6
Manfaat
Fungsional
7
Biaya
Moneter
Waktu
Energi dan fisik

e.    Loyalitas Mahasiswa
        Loyalitas pelangan (costumer loyality) adalah “frequency of use or the proportion of re-use of the servise. Loyality can also be observed when servise custumers or consumers recommend or even urge other to use the service” maksud dari pengertian ini adalah bahwa kesetian pelangan diukur dengan frekuensi penggunaan atau proporsi pengunaan kembali (re-use) sebuah jasa. Kepuasan tersebut dapat diamati ketika pelangan jasa menganjurkan atau bahkan mendesak orang lain untuk mengkomsusi jasa tersebut. Jadi kesetiaan pelangan dapat dilihat dari perilaku pelangan. Griffin (2002:4) mendefinisikan “loyalitas sebagai loyalty is defined as non random purchase expressed by some decision marking unit”. Berdasarkan definisi ini terlihat bahwa loyalitas lebih ditujukan kepada suatu perilaku, yang ditujukan dengan pembelian rutin. Didasarkan pada unit pengambilan keputusan[27].
        Berdasarkan berbagai pengertian tersebut, loyalitas pelangan dalam konteks pendidikan dapat diamati pada perilaku mahasiswa yang melakukan kegiatan rutin seperti mengikuti perkuliahan secara rutin, pembayaran SPP, dan berbagai kegiatan tambahan di kampus setiap harinya. Loyalitas lebih mengacu kepada perilaku yang realtif stabil dalam jangka panjang dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan kegiatan secara terus-menerus terhadap program lembaga pendidikan yang dipilih.
        Keuntungan memiliki sejumlah mahasiswa yang loyal terhadap PT adalah memberikan citra bahwa jasa pendidikan yang ditawarkan tersebut dapat diterima dan dikenal oleh masyarakat luas, memiliki reputasi baik, dan sanggup untuk memberikan dukungan layanan dan peningkatan mutu pendidikan[28].

 Tabel loyalitas pelanggan pendidikan
No
Kompenen
Indikator-indikator
1
Pembelian ulang (repeat)
a.    Frekuensi mengikuti KBM rutin yang diselengaran di PT
b.    Frekuensi pemberian saran kepada PT
2
Penciptaan prospek (refers others)
Frekuensi menyarankan ke orang lain untuk kuliah di PT ini
3
Kekebalan terhadap pesaing (immunity)
a.   Kekuatan/kepercayaan mahasiswa untuk tidak pindah ke PT lain
b.   Tingkat kebanggaan/konsistensi mahasiswa atas daya tarik PT lain
4
Hubungan harmonis
Perhatian pimpinan dan dosen terhadap keluhan dan harapan
Pegawai/staf administrasi PT
5
Penyampaian positif
Memberikan informasi tentang hal-hal positif mengenai PT kepada:
a.       teman, saudara/kerabat,
b.      lembaga pendidikan,
c.       perusahaan
6
Hambatan untuk berpindah
Keengganan mahasiswa untuk berpindah dari PT ini:
a.       Pameran pendidikan/ kegiatan bursa tenaga kerja
b.      Lomba Karya Ilmiah (KIR)
c.       Mengadakan kontak dengan lembaga pendidikan lain
d.      Tetap bertahan di PT tersebut.

F.   Metode Penelitian
       Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan[29]. Adapaun dalam penelitian ini, peneliti mengunakan metode penelitian sebagai berikut:
1.    Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini digolongkan ke dalam jenis penelitian lapangan (fiel research), yaitu dalam proses perolehan data sesuai dengan sasaran atau masalah penelitian yang diperlukan sebuah informasi yang selengkap-lengkapnya atau sedalam-dalamnya mengenai gejala-gejala yang ada dalam lingkup obyek penelitian. Dari gejala-gejala penelitian yang ada dalam penelitian ini bukanlah satu-satunya yang berdiri, melainkan saling berkaitan antara satu sama lain dalam kesatuan yang menyeluruh yang biasanya dikenal dengan pendekatan[30].
2.    Pendekatan Penelitian
Penelitian ini mengunakan pendekatan ilmu manajemen yang merujuk pada teori-teori manajemen yang berkaitan tentang manajemen pemasaran dengan obyek di Stikes Madani Yogyakarta.

3.    Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian dimaksudkan  untuk memperoleh bahan-bahan, keterangan, kenyataan-kenyataan, dan informasi yang dapat dipercaya. Pengujian kredibilitas data penelitian dilakukan  dengan cara Triangulasi baik triangulasi teknik dan sumber. Triangulasi teknik yaitu peneliti mengunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. dan triangulasi sumber yaitu untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama, dimana peneliti melakukan kroscek antara sumber satu dengan sumber lainya baik berupa hasil observasi, dokumentasi, dan wawancara[31].
Dalam penelitian ini, pengumpulan data menggunakan tiga metode utama sebagai berikut:
a.    Wawancara
Wawancara (interview)merupakan suatu proses tanya jawab atau dialog secara lisan antar pewancara (interviewer) dengan responden atau orang yang diinterviu (interviewee) dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh peneliti[32].Untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam penulis mengunakan wawancara bebas terpimpin yaitu dimana pewawancara bebas menanyakan apa saja dengan membawa sederatan pertanyaan lengkap dan terperinci[33].
Kegiatan wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa pihak antara lain dengan pengelola, direktur, ketua, dosen,mahasiswa, dan para sumber lain yang relavan.
Wawancara dalam penelitian ini untuk mengetahui data di Stikes Madani Yogyakarta tentang kontribusi kepemimpinan, kinerja dosen, dan bauran pemasaran (marketing mix) terhadap kepuasan mahasiswa serta dampaknya terhadap loyalitas mahasiswa.
b.    Observasi
        Observasi dilaksanakan dengan mengadakan pengamatan secara langsung dan pencatatan seacara sistematis terhadap fokus permasalahn yang diteliti[34]. Obyek yang diobservasi dalam penelitian ini adalah kontribusi kepemimpinan, kinerja dosen, dan bauran pemasaran (marketing mix) terhadap kepuasan mahasiswa serta dampaknya terhadap loyalitas mahasiswa.
c.    Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah setiap bahan tertulis atau film yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan penyidik[35]. Dokumentasi  berupa informasi dari catatan penting baik dari lembaga, atau perorangan.  Dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang atau organisasi. Metode dokumentasi adalah sistematis atas catatan-catatan atau dokumen-dokumen sebagi sumber data, bisa kalimat tertulis, tercetak, grafik, gambar, lukisan, kartun, foto, dan benda lain bersifat verbal[36]. Dengan metode dokumentasi ini, maka fokus pengamatan dilakukan terhadap ruang dan tempat (space), pelaku (actor), dan kegiatan atau aktivitas.
Dokumentasi dalam penelitian ini untuk mengetahui data tentang Stikes Madani Yogyakarta meliputi struktur organisasi, keadaan mahasiswa, keadaan guru, sejarah berdirinya, dokumentasi promosi dan publisitas, kurikulum, serta dokumen-dokumen lainya yang berkaitan dengan masalah.
4.    Metode Analisis Data
Analisis merupakan proses menyusun data agar dapat diinterprestasikan.
Penelitian kualitatif ini menggunakan teknik analisis data yang mengikuti konsep Miles dan Hubennan(1984). Mereka berdua mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh[37]. Proses analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, seperti wawancara, pengataman, dan observasi. Data tersebut dianalisis melalui tiga komponen yang meliputi reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan kesimpulan atau verifikasi (conclution drawing/verification)[38].
Reduksi data merupakan proses seleksi, penyederhanaan dan abstraksi data tulisan dan data lisan yang diperoleh dari sejumlah dokumen, rekaman kaset, catatan dan wawancara yang telah dikumpulkan. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Display data adalah langkah keduanya. Langkah ini berupa penyajian data yang berfungsi untuk pemetaan data yang telah direduksi atau merupakan ringkasan data yang telah disimpulkan. Penyajian data dalam penelitian mengunakan teks yang bersifat naratif. Sementar itu, langkah ketiga adalah conclution drawing atau verification atau penarikan kesimpulan dan verifikasi. kesimpulan ini juga mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak.
Metode berfikir yang penulis gunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini adalah metode induktif dan deduktif. Metode induktif yaitu menganalisa data yang berangkat dari fakta-fakta yang khusus, peristiwa-peristiwa yang konkret, kemudian dari fakta atau peristiwa yang khusus tadi ditarik generalisasi yang bersifat umum. Metode deduktif yaitu menarik suatu kesimpulan dari pernyataan umum menuju khusus).


G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam pemahaman masalah yang akan dibahas, penulis menyajikan tesis ini dengan sistematika sebagai berikut:
Bab Pertama: Pendahuluan, bab Ini meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka teori, metodologi penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab Kedua: merupakan pembahasan tentang gambaran umum stikes madani yogyakarta.
Bab Ketiga: Merupakan pembahasan tentang pelaksanaan manajemen pamasaran di stikes madani yogyakarta serta  faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan  manajemen pemasaran di stikes madani yogyakarta
Bab Keempat: penutup yang memuat kesimpulan dan saran pada bagian ini diharapkan agar permasalahn yang diajukan dalam pokok masalah akan ditemukan jawabanya.
Daftar Pustaka Dan Lampiran-Lampiran

DAFTAR PUSTAKA
Ara Hidayat & Imam Machali, pengelolaan pendidikan konsep, prinsip, dan aplikasi dalam mengelola sekolah dan madrasah, Yogyakarta: kaukaba, 2012
Dudung Abdurrahman, Pengantar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta:Kurnia Kalam Semesta, 2003),
Eko putro widoyoko, teknik penyususnan instrumen penelitian, Yogyakarta: pustaka pelajar, 2012
E. Mulyasa, menjadi kepala sekolah profesional dalam konteks menyukseskan MBS dan KBK, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002)
Koentjaningrat, metode-metode penelitian masyarakat (Jakarta: Gramedia, 1997)
KBBI offline versi 1.1 freeware 2010 by Ebta Setiawan.
Lexy J. Moleong, metode-penelitian kualitatif (bandung: Remaja Rosda Karya, 2002)
Nazir, Mohammad. Metode Penelitiaan. Jakarta: Erlangga, 1999
Sugiyono, Mehamami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta cet. III, 2007),
Sugiyono, metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008
Suharsimin arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, yogyakarta; Rineka cipta, 1993
Tim dosen administrasi pendidikan Universitas pendidikan Indonesia, manajemen pendidikan, alfabeta, bandung, 2011



[1] Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2011 hal. 330
[2] Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen...hal. 330-331
[4] ibid
[5] Wawancara Bebas Dengan Puket I Darmasta Maulana, Skp, M. Kes. Tanggal 25 April 2013 Di Kantor Ketua Stikes Madani Yogyakarta

[6] Riswo, “Manajemen Madrasah Tsanawiyah Di Lingkungan Lp Ma`Arif NU Di Kabupaten Tegal ( Studimts NU 1 Tarub Dan MTS NU Husnaba Kedungbanteng)”, Tesis, ( Yogyakarta Program Magister Pendidikan Islam Pasca sarjana UIN Sunan Kalijaga Tidak Diterbitkan 2009)
[7] Sholeh, Akhmad, “manajemen berbasis madrasah ( Studi Pengelolaan Madrasah Tsanawiyah Al Huda Arjasari), Tesis, (Yogyakarta Program Magister Pendidikan Islam Pasca sarjana UIN Sunan Kalijaga Tidak Diterbitkan 2009)
[8]  Farikhin, Samsul, “Manajemen Lembaga-Lembaga Formal Di Pesantren Cadangpinggang Kec. Sukagumiwang Kab. Indramayu”, Tesis, (Yogyakarta Program Magister Pendidikan Islam Pasca sarjana UIN Sunan Kalijaga Tidak Diterbitkan 2009)
[9] Kuntarto, “Manajemen Sumber Daya Dosen PAI Di Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto”, Tesis, (Yogyakarta Program Magister Pendidikan Islam Pasca sarjana UIN Sunan Kalijaga Tidak Diterbitkan 2012)
[10] KBBI offline versi 1.1 freeware 2010 by Ebta Setiawan.
[11] Ara Hidayat & Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan... Hal 223-224
[12] Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen...hal 334
[13] Ara Hidayat & Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan...  Hal229
[14] Ara Hidayat & Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan...Hal 224-225
[15] Ara Hidayat & Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan...Hal 225-228
[16] Ara Hidayat & Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan...Hal. 237-238
[17]  Ara Hidayat, Dkk, Pengelolaan Pendidikan...Hal. 77-76
[18] Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012. Hal 221
[19] Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2011 Hal. 330-331
[23] Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen...hal. 338
[24] Ara Hidayat & Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan...Hal 230
[25] E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Menyukseskan MBS Dan KBK, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002) Hal 26
[26] Ara Hidayat & Imam Machali, Pengelolaan Pendidika.... Hal 232
[27] Ara Hidayat & Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan...Hal 232-233
[28] Ara Hidayat & Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan ...Hal 234          
[29] Nazir, Mohammad. Metode Penelitiaan. Jakarta: Erlangga, 1999. Hal 51
[30] Dudung Abdurrahman, Pengantar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta:Kurnia Kalam Semesta, 2003), Hlm 51
[31] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), Hal. 373
[32]Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyususnan... 40
[33] Suharsimin Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Yogyakarta; Rineka Cipta, 1993 hal: 127
[34] Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002) Hal. 174-185
[35] Ibid hal 161
[36] Koentjaningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat (Jakarta: Gramedia, 1997) Hal 328
[37] Sugiyono, Mehamami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta,2007), Cet. III, Hlm. 91
[38] Sugiyono, Mehamami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta,2007), Cet. III hal. 92







PEDOMAN WAWANCARA

BAGAIMANA MANAJEMEN PEMASARAN DI STIKES MADANI YOGYAKARTA

Product (Produk); Jasa Seperti Apa Yang Ditawarkan,
1.      Apakah kampus anda menyediakan berbagai macam pilihan konsentrasi?
2.      Apakah kampus anda memiliki reputasi mutu pelayanan pendidikan yang baik?
3.      Apakah anda merekomendasikan kampus anda kepada teman, saudara, kerabat dan masyarakat?

Price (Harga); Strategi Penentuan Harga,
1.      Apakah biaya SPP, biaya pembangunan, dan laboratorium murah atau sedang atau mahal?
2.      Apakah dikampus ada menyediakan beasiswa bagi mahasiswa yang membutuhkan dan berprestasi?
3.      Bagaimana prosuder pembayaran kuliah?
4.      Bagaimana persyaratan angsuran di kampus anda?

 Place (Lokasi/Tempat); Dimana Tempat Jasa Diberikan,
1.      Bagaiman lokasi kampus anda apakah mudah dijangkau?, dekat dari pusat kota,? tidak macet?
2.      Bagimana lingkungan belajar di kampus anda?

Promotion (Promosi); Bagaimana Promosi Dilakukan.
1.      Saudara masuk ke kampus ini mendapatkan informasi dari mana? (radio, majalah, pamlet, mulut ke mulut, pameran, bazar)?
2.      Apa yang mendorong anda hingga tertarik masuk di kampus ini? (kurikulum, pengajar, gedung/ dll)

People (Sdm); Kualitas, Kualifikasi, Dan Kompetensi Yang Dimiliki Oleh Orang-Orang Yang Terlibat Dalam Pemberian Jasa.
Pemimpin
1.    Apakah pemimpin di kampus anda dapat memberi inspirasi, motivasi, kreativitas mahasiswa?
2.    Bagaimana kepribadian pemimpin di kampus anda?
3.    Bagimana kedekatan pemimpin dengan mahasiswa/dosen dan staf?
4.    Apakah pemimpin di kampus anda menjadi nara sumber dalam berbagai kegiatan seminar?
5.    Bagaimana kualitas pemimpinan di kampus anda dalam visi misi lembag dan membangun networking dengan lembaga lain?
6.    Apakah pemimpin tangap terhadap keluhan dari mahasiswa/ dosen/staf/ masyarakat?
7.    Bagaiman kemampun pemimpindi kampus anda dalam komunikasi?

Dosen
1.    Apakah dosen di kampus anda mampu mengajar sesuai dengan mata kuliah yang diampunya? (pedagodik)
2.    Bagaimana menurut anda kualitas dan kinerja dosen-dosen dikampus anda? (profesional)
3.    Bagaimana kemampuan dosen-dosen dikampus anda dalam membangkitkan motivasi belajar mahasiswa? (pedagodik)
4.    Apakah  dosen- dosen di kampus anda dekat dengan mahasiswa? (sosial)
5.    Bagaimana kemampuan dosen dalam pembuatan silabus, tugas dan evaluasi untuk proses KBM?(pedagodik)

TU/STAF
1.    Bagimana TU/staf di kampus anda dalam  memberi pelayanan adiministrasi (pendaftaran, pembayarn spp, dll)
2.    Apakah sudah ada kesesuain antara pelayanan dengan keinginan mahasiswa?

Physical Evidence (Bukti Fisik); Sarana-Prasarana Seperti Apa Yang Dimilki,
1.    Bagaimana keadaan sarana-prasarana di kampus anda? (kelas, lab, parkir, asrama, KM, ruang kesehatan, dll)?
2.    Apakah kampus anda menyediakan ruang olahraga? Dan ruang apa aja yang masih kurang di kampus anda?
3.    Bagaimana pengamanan di kampus anda?
4.    Pelayanan tambahan apa saja yang diberikan di kampus anda?

Dan Process; Manajemen Layanan Pembelajaran Yang Diberikan
1.      Apakah dikampus anda menjamin kualitas perkuliahn yang diselengarakan?
2.      Bagaimana frekuensi anda mengikuti perkuliah?
3.      Apakah kampus anda mampu memberikan jasa dengan sesuai apa yang dijanjikan?
4.      Apa motivasi anda untuk tetap kuliah di kampus ini?
5.      Adakah keinginan anda untuk pindah ke kampus lain?
6.      Bagaimana  pelayanan yang anda rasakan dari pemimpin, dosen, TU/staf ? (cepat/ bagaimana?
FAKTOR APA SAJA YANG MENJADI PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT DALAM MANAJEMEN PEMASARAN DI STIKES MADANI YOGYAKARTA


PENDUKUNG
PENGHAMBAT
Faktor apa saja yang menjadi pendukung dari manajemen pemasaran di Stikes Madani Yogyakarta dilihat dari:
  1. product (produk)
  2. price (harga)
  3. place (lokasi/tempat)
  4. promotion (promosi);
  5. people (SDM);
  6. Physical evidence (bukti fisik);
  7. process;
apakah sudah ada antara kesesuaian antara penawaran dengan yang diterima?
Faktor apa saja yang menjadi penghambat dari manajemen pemasaran di Stikes Madani Yogyakarta dilihat dari:
  1. product (produk)
  2. price (harga)
  3. place (lokasi/tempat)
  4. promotion (promosi);
  5. people (SDM);
  6. Physical evidence (bukti fisik);
  7. process;
Bagian apa saja yang menjadi hambatan dalam manajemen pemasaran di Stikes Madani Yogyakarta?

Apakah sudah menjawab dari inti pemasaran
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar