MANAJEMEN PEMASARAN DI
STIKES MADANI YOGYAKARTA
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi
Tugas Akhir Mata Kuliah
Metodologi
Penelitian Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: Dr. Sabarudin. M.si
Oleh:
Qiyadah Rabbaniyah 1220411206
PROGRAM
PASCASARJANA
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN ISLAM
KONSENTRASI
MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN ISLAM
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Melihat perkembangan pendidikan kesehatan sampai
tahun 2013 ini. Banyak instansi-instansi yang mendirikan sekolah tinggi
kesehatan karena tingginya minat masyarakat untuk melanjutkan pendidikannya
dalam bidang kesehatan. PTN dan PTS harus berupaya meningkatkan mutu dan
kompetensi untung bersaing secara global.
Sebagai
salah satu komponen utama dalam sistem pendidikan, lembaga pendidikan sudah
selayaknya memberikan kontribusi yang nyata dalam meningkatkan kualitas sumber
daya manusia (SDM). Apabila lembaga pendidikan dianalogikan sebagai mesin
produksi, maka kualitas output akan ditentukan oleh kualitas mesin tersebut.
Artinya, pengelolaan pendidikan yang bermutu tidak terlepas dari fungsi-fungsi
manajemen secara umum yaitu: Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing),
Pengarahan (Directing) dan Pengendalian (Controlling). Fungsi-fungsi
manajerial tersebut hendaknya dilakukan oleh setiap pengelola lembaga
pendidikan secara efektif dan efisien, dan secara khusus pimpinan atau kepala
merupakan orang yang paling bertanggung jawab dalam pengelolaan sumber daya
lembaga pendidikan.
Pendidikan yang bermutu merupakan standar kesesuain
tampilan (performance) terhadap atribut-atribut yang dianggap penting oleh para
pelanggan/pengguna jasa pendidikan. Atribut-atribut mutu tersebut hendaknya
diketahui oleh penyelenggara lembaga pendidikan, sehingga dalam operasional
kegiatan dapat mengacu pada kepentingan mutu pelanggan. Karena kegiatan
pendidikan di sekolah adalah sebagai salah satu bentuk pelayanan jasa (service)
yang memiliki bentuk proses yang sirkuler bukan linier atau sekedar jual beli.
Dengan demikian, perguruan tinggi sebagai lembaga
pendidikan yang mengemban tugas yang tidak ringan, sangat diperlukan sistem
manajerial yang baik dalam semua segi yang ada di dalamnya.. Hal ini
dimaksudkan agar lembaga pendidikan mampu menjadi salah satu bentuk pelayanan
jasa yang benar-benar memiliki suatu bentuk proses yang sirkuler di era
globalisasi ini.
Pengelolaan
pendidikan menjadi sangat penting, dimana pertumbuhan dan perkembangan lembaga
pendidikan di pengaruhi oleh kemapuan administrator dalam melakukan scaning
lingkungan eksternal, kompetitor lembaga lain, memperhitungkan kompetensi
internal, harus dapat menciptakan strategi yang mempunin untuk memenangkan
persaingan tanpa meningalkan esensi dari pendidikan itu sendiri[1].
Pengelolaan
pendidikan harus menyongsong peluang yang muncul dan sekaligus tanggap terhadap
tantangan yang menghadang. Manajemen mengalami perubahan dari sekedar melayani
proses pendidikan menjadi bagaimana membuat pemakai pendidikan diubah menjadi
pelangan pendidikan, dimana pelangan pendidikan akan memberikan loyalitas yang
tinggi untuk tidak bisa berpaling pada lembaga lain. Hal itu akan menciptakan
(1) pelangan yang selalu membeli atau memakai secara teratur program yang
diluncurkan oleh lembaga (2) pelangan membeli diluar lini produk/jasa (3)
merekomendasikan produk kepada orang lain (4) menunjukkan kekebalan dari daya
tarik produl sejenis dari pesaing[2].
Kepuasan
mahasiswa adalah suatu keadaan di mana mahasiswa merasakan adanya keseimbangan
antar yang mereka harapkan yaitu besar biaya (cost) yang mereka keluarkan untuk
mendapatkan atau pengembalian barang atau jasa yang mereka inginkan (return of
investment), jika terjadi ketidakseimbangan antara kedua elemen ini maka yang
terjadi adalah ketidaktercapaian kepuasan mahasiswa.
Stikes
Madani Yogyakarta adalah sekolah tinggi ilmu kesehatan yang berdiri pada tahun 2009 dengan SK MENDIKNAS
RI: 148/D/O/2009, SK PPNI: 068/PP.PPNI/S/II/2009, dan SK PPSDM:
HK.03.05/I/II/4/3309/200. Stikes Madani Yogyakarta beralamat di jl. Wonosari
km. 10 karanggayam sitimulyo piyungan bantul yogyakarta. Latar belakang
berdirinya Stikes Madani Yogyakarta salah satunya adalah melihat mayoritas warga Negara Indonesia adalah
beragama Islam. Namun, kuantitas yang melimpah tersebut tidak dibarengi penguasaan
ilmu yang mapan—khususnya agama. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya
tenaga profesional yang ikut berperan dalam menyeru ke jalan kebenaran.
Berdakwah
di jalan Allah merupakan ibadah yang mulia. Berbagai macam sarana kehidupan
dapat dimanfaatkan oleh seorang dai untuk menyampaikan kebenaran agama yang
mulia ini. Alangkah dahsyatnya ketika setiap muslim punya kesadaran melakukan
dakwah dalam lingkaran profesi yang digelutinya. Salah satunya adalah bidang
kesehatan. Bidang ini merupakan ladang yang sangat potensial untuk berdakwah.
Namun, disayangkan jumlah dai yang paham tentang kesehatan dan mau berdakwah di
bidang tersebut masih sedikit. Stikes Madani Yogyakarta bertujuan untuk
mendidik para dai di jalan Allah yang cerdas dalam berdakwah sekaligus terampil
melayani kebutuhan kesehatan masyarakat[3].
Pilar
Pendidikan yang di usung oleh Stikes
Madani Yogyakarta adalah (1) Attitude
yang Islami; Islamisasi kampus yang bertekad untuk mencetak
generasi unggulan yang islami. Generasi yang mampu merespon perkembangan dunia
sekaligus tetap menjalankan kegiatan dakwah di jalan Allah Ta’ala (2) Knowledge (Cendikia); Kurikulum yang
terintegrasi memadukan standar kompetensi dari PPNI dan AIPNI dengan harapan
mahasiswa/i akan menguasai pengetahuan dengan baik sehingga menjadi cendekiawan
muslim yang mampu menguasai ilmu dunia dan akhirat (3) Skill yang Profesional; Dengan
fasilitas laboratorium dan sarana penunjang lain, insyaallah profesionalisme
SDM dapat kian kuat[4].
Stikes
madani Yogyakarta merupakan sekolah
tinggi kesehatan berlandasan islam dan satu-satunya kampus yang mewajibabkan
untuk berasrama bagi mahasiswanya, pola pendidikan yang diusung oleh stikes
madani yaitu mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari[5].
Melihat
latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti hal-hal yang
berkaitan dengan manajemen pemasaran di Stikes Madani Yogyakarta.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang dapat disusun sebagai
berikut:
1. Bagaimana
manajemen pemasaran di stikes madani yogyakarta?
- Faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat dalam manajemen pemasaran di Stikes Madani Yogyakarta?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan
Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang
dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.
Untuk mengetahui
manajemen pemasaran di stikes madani Yogyakarta.
b. Untuk
mengetahui faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat dalam
manajemen pemasaran di Stikes Madani Yogyakarta.
2. Kegunaan
Penelitian
Penelitian ini
diharapkan memiliki kegunaan yang signifikan, baik secara teoritis maupun
secara praktis yaitu:
a. Kegunaan
secara teoritis, hasil penelitian
ini bisa digunakan sebagai bahan kajian dan tindak lanjut dalam memahami secara
khusus tentang manajemen pemasaran di perguruan tinggi..
b. Kegunaan
secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi Stikes
Madani Yogyakarta secara khusus dalam hal manajemen pemasaran perguruan tinggi.
D.
Kajian
Pustaka
Berdasarkan
penelusuran terhadap beberapa karya penelitian sebelumnya yang memiliki tema
yang hampir relevan dengan tema yang diangkat peneliti yakni sebagai berikut:
Pertama: Tesis karya Riswo yang berjudul Manajemen Madrasah
Tsanawiyah Di Lingkungan Lp Ma`Arif NU Di Kabupaten Tegal ( Studimts NU 1 Tarub
Dan MTS NU Husnaba Kedungbanteng[6]), yang
mengungkapkan beberapa temuan yaitu: (1) manajemen madrasah tsanawiyah di LP
Ma`arif NU kabupaten Tegal mengikuti ketentuan yang berlaku di linkungan NU.
Dari 22 MTS yang bernaung dengan LP Ma`arif NU, secara organisatoris 10 MTs
merubah status hukumnya menjadi BPPM NU, sedang 12 lainya masih memakai yayasan
yang dulu tetapi tetap berafiliasi kepada LP Ma`arif NU. Peran an fungsi LP
Ma`arif NU sebagai penanggung jawab bidang pendidikan, memiliki wewenang
merumuskan kebijakan umum dan menyusun pedoman-pedoman di lingkunganya. Dalam
melaksanakan manajemen pendidikan yang meliputi manajemen kurikulum,
personalia, sarana prasarana, kesiswaan, pembiayaan dan humas, LP Ma`arif NU
menyerahkan sepenuhnya kepada satuan pendidikan masing-masing namun harus tetap
berkoordinasi kepada LP Ma`arif Nudan menjaga komitmen paham keagamaan ahlussnnah
waljama`ah dengan menjadikan mabadi khairo ummahi sebagai landasan
manajemen. (2) secara umum,pendidikan di lingkungan NU baru sebatas kuantitas
belum mencapai kualitas. Hal ini, karena lembaga pendidikan di lingkungan NU
banyak permasalahan dan kendala yang dihadapi di samping macetnya konsolidasi
dan koordinasi antar unsur terkait. Namun demikian, banyak juga MTs yang sudah
mengalamikemajuan dengan bukti nilai akreditasi A (amat baik). Di kabupaten
Tegal minimal ada 4 MTs yang nilai akreditasinya A, salah satunya MTs NU 1
Tarub. (3) dengan mengetahui dan memahami faktor dan pendukung dan penghambat
yang ad dilikungan pendidikan LP Ma`arif NU, maka upaya yang harus dilakukan
adalah meningkatkan profesionalismedan mengefektifkan manajemen Lembaga Ma`arif NU; mengutamakan ide peningkatan mutu
dan kualitas lulusan yang mampu bersaing dan bisa diandalkan, dan meningkatkan
hubungan kerja sama badan pengelola (BPPM NU/ Yayasan) dengan pemerintah dan
masyarakat sekitar.
Kedua: tesis karya Akhmad Sholeh, manajemen berbasis
madrasah ( Studi Pengelolaan Madrasah Tsanawiyah Al Huda Arjasari)[7],
dalam hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) pengenalan dan
pemahaman atau sosialisasi baik secara internal dilingkungan madrasah maupun
secara eksternal terhadap orang tua siswa dan masyarakat mengenai perencanaan
dan penyusunan program madrsah, visi misi dan tujuan, efektivitas kerja dalam
dalam pencapaian tujuan dan sasaran mutu madrasah. (2) implementasi manajemen
dalam pengembangan dan peningkatan mutu, MTs Al-Huda Arjasari brlum secara
menyeluruh dapat menerapkan konsep manajemen berbasis madrasah. Namun begitu,
upaya pembenahan dan pengoptimalan tentang program kerja manajemen madrasah
terus dilakukan melalui; pertama, pengembangan program madrasah sesuai
sumber daya, kedua, pengembangan sumber dana dan pendanaan pendidikan,
ketiga, pengembangan kegiatan kesiswaan, keempat, pengembangan
tenaga kependidikan, kelima, pengembangan sarana prasarana pendidikan
dan keenam, perbaikan secara terus menurus. (3) dalam implementasi
manajemen berbasis madrasah, tidak seideal program yang dicita-citakan, hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor penghambat atau problematika, diantaranya
adalah kurangnya partisipasi masyarakat, kurangnya usmber daya manusia yang
sesuai dengan spesifikasinya sebagai pengelola langsung pendidikan, input siswa
yang memiliki latar belakang berbeda serta semangat belajar yang kurang karena
faktor rumah tangga, minimnya dana yang hanya mengandalkan bantuan pemerintah
berupas BOS, dan kurangnya sarana prasarana. Adapun faktor pendukung adalah
dukungan masyarakat terhadap pendidikan berkualitas, adanya kebijakan
profesionalisme guru dan tenaga kependidikan, adanya bantuan pemerintah melalui
program bantuan operasional sekolah (BOS) yang tidak membedakan stastus
sekolah.
Ketiga: Tesis karya
Samsul Farikhin, Manajemen Lembaga-Lembaga Formal Di Pesantren
Cadangpinggang Kec. Sukagumiwang Kab. Indramayu[8], hasil
penelitian berkesimpulan sebagai berikut: (1) pelaksanaan fungsi manajemen di
lembaga-lembaga pendidikan formal pesantren cadangpinggan secara umum telah
berjalan dengan baik. Tetapi belum terdapat adanya kesatuan pelaksanaan anatara
satu lembaga dengan lembaga yang lainya sehingga kemampuan manjerial
masing-masing kepala madrasah dan kepla sekolah sangat menentukan kelebihan dan
kekurangan pelaksanaa fungsi manajemen pada instansi yang dipimpinya. (2)
faktor penunjang penyelenggaraan lembaga-lembaga pendidikan di pesantren
cadangpinggan anatara lain; memiliki jumlah tenaga pendidik yang memadai,
memiliki kelengkapan sarana prasarana yang memadai, berlokasi di tempat yang
strategis, dan tersambung dengan jaringan internet. Adapun faktor penghambatnya
adalah; identitas madrasah, rendahnya minat masyarakat kepada madrasah,
minimnya jumlah siswa, rendahnya penghonoran guru serta kurang tersedianya
tenaga ahli dalam bidang keterampilan dan keahlian.
Keempat: Kuntarto, Manajemen
Sumber Daya Dosen PAI Di Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto[9],
yang berkesimpulan bahwa; (1) pelaksanaan manajemen sumber daya dosen PAI di
unsoed purwokerto meliputi: (a) perencanaan (pendek, menengah, dan panjang). (b)
rekruitmen melalui proses seleksi yang mengunkan beberapa prosuder seleksi dan
menetapkan kualifikasi dan kriteria calon dosen PAI. (c) orientasi dan
penempatan calon dosen PAI yang diterima menjadi dosen PAI unsoed purwkerto,
pelatihan dan pengembangan melalui peningkatan ketrampilan dan pengetahuannya,
pengembangan karir dosen PAI. (d) pelatihan danpengembangan dilakukan beberapa
program, yaitu musyawarah dosen PAI, penataran, kegiatan supervisi, dan
studilanjut. (e) pengembangan karir dosen PAI didasarkan pada prestasi kerja
dengan mengunakan jalur fungsional. (f) kesejahteraan dosen PAI berupa
transport mengajar, honor koreksi, membuat naskah soal, mengawasi ujian, dan
THR atau uang seragama. (g) penilaian kinerja dengan mengunakan metode
peringkatan alternasi, yaitu cara membuat peringkat dosen PAI dari yang terbaik
sampai yang terjelek pada satu atau banyak ciri. (2) strategi dan upaya
manajemen sumber daya dosen PAI adalah meningkatkan fungsi-fungsi manajemen
sumber daya dosen, memperjelas visi dan misi pengembangan profesionalisme
dosen, peningkatan jaringan kerja sama dengan lembaga di luar unsoed sebagai
sarana pengembangan profesionalitas dosen, dan pemenuhan kualifikasi dan
kompetensi yang disyaratkan. (3) adapun pendukung manajemen manajemen sumber
daya dosen PAI adalah sebagai berikut: kualitas pendidikan unsoed, kesesuain
mengajar dengan spesifikasi keilmuan, dukungan profesionalisasi dan manajemen
unsoed dan pemerintah. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan manajemen
sumber daya dosen PAI adalah: kepemimpinan unsoed purwokerto, kebijakan
pemerintah, kesejahteraan dosen PAI, karir dosen Unsoed purwokerto. Adapun
strategi yang bisaditerapkan adalah: pola pengembangan di dalam jabatan, yaitu
dengan memberikan pengarahan dan motivasi, bantuan supervisi individu dan
kelompok dan pola pengembangan diluar jabatan. Faktor penghambatnya adalah
terbatasnya pola pengembangan sumber daya dosen, belum maksimal partisipasi
dosen dalam mengembangkan profesionalitas, kurang kerja sama dengan lembaga lain,
belum ada kejelasan visi dan misi manajemen dosen.
Dari hasil penelitian-penelitian
diatas, dapat dicermati bahwa judul penelitian yang penulis lakukan yaitu “Manajemen
Pemasaran di Stikes Madani Yogyakarta” tidak sama dengan judul yang telah dilakukan peneliti sebelumnya. Di mana
ruang lingkup penelitian ini membahas secara khusus tentang manajemen pemasaran
dimana
objek atau tempat penelitianya di Stikes Madani Yogyakarta sehingga penelitian ini memenuhi unsur keaslian.
E. Kerangka Teori
1. Pengertian
manajemen pemasaran pendidikan
Dijelaskan dalam kamus besar bahasa
indonesia mengenai arti manajemen, yaitu (a) penggunaan sumber daya
secara efektif untuk mencapai sasaran; (b) pimpinan yg bertanggung jawab
atas jalannya perusahaan dan organisasi. Sedang pemasaran adalah perihal berupa
proses, cara, perbuatan yang menyangkut penyebarluasan barang dagangan (barang
atau jasa) dari produser kepada konsumen. Sedangkan manajemen pemasaran adalah
manajemen dengan sistem yang berpegang pada hakikat saling berhubungan antara
semua bidang fungsional sebagai dasar pengambilan keputusan di bidang pemasaran[10].
Pemasaran adalah suatu proses sosial
dan manajerial yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan
individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan melalui pertukaran
dengan pihak lain dan untuk mengembangkan hubungan pertukaran. Proses pemasaran
sangat di pengaruhi oleh berbagai faktor seperti sosial, budaya, politik,
ekonomi, dan manajerial. Akibat dari berbagai pengaruh tersebut masing-masing
individu atau kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan,
menawarkan, dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas (cimodity
values)[11].
Dengan demikian pemasaran dalam
konteks pendidikan adalah sebuah proses sosial dan manajerial untuk mendapatkan
apa yang dibutuhkan dan diinginkan melalui penciptaan (creation),
penawaran, pertukaran produk yang bernilai dengan pihak lain dalam bidang
pendidikan.
Pendidikan merupakan produk jasa
yang dihasilkan dari lembaga pendiidkan yang bersifat non profit, sehingga
hasil dari proses pendidikan kasad mata. Pendidikan yang dapat laku dipasarkan
ialah pendidikan yang (a) ada produk sebagai komuditas (b) produknya memiliki
standar (c) punya pangsa/sasaran yang jelas (e) punya jaringan dan media (f)
tenaga pemasar[12].
Secara toritis terdapat tiga
komponen dasar penerapan pemasaran pendidikan, yaitu (a) integrated
marketing (b) create cutomer statisfaction (c) a profit. Dimana kita harus
mengelola (a) customer impinging resources (b) policies (c) activities (d)
market segmentation, karena empat faktor tersebut akan memberikan referensi
terhadap pilihan para pemakai jasa prduk yang dihasilkan. Akan tetapi lebih
spesifik lagi bahwa pemasaran memiliki empat aktivitas yaitu analysis,
organization, planning, dan control.[13]
Unsur utama dalam pemasaran dapat
diklasifikasikanmenjadi tiga unsur utama yaitu:
a.
Unsur strategi
persaingan (mind share strategy) meliputi:
1)
Segmentasi
pasar, yaitu tindakan mengidentifikasi antara konsumen secara terpisah
2)
Targetting,
yaitu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki.
3)
Positioning, penetapan
posisi pasar.
b.
Unsur tatktik
pemsaran (market share tactic) meliputi:
1)
Selling
yang terkait dengan penjualan
2)
Differensial,
yang terkait dengan cara membangun strategi pemasaran di berbagi aspek lembaga.
3)
Bauran pemasaran
(marketing mix), terkait dengan kegiatan mengenai produk, harga,
promosi, dan tempat
c.
Unsur nilai
pemasaran (heart share) yang berkaitan dengan brand, servise, dan
process. Dalam nilai pemasaran, merek (brand) mempunyai arti penting
bagi konsumen diantara:
1)
Sebagai
identifikasi untuk membedakan antara satu produk dengan produk lain
2)
Sebagai garansi
atas kualitas dan kinerja dari produk yang akan dibeli.
3)
Merek memberi
status atau image seseorang.
4)
Merek meberi
arti emosional[14].
2. Konsep
inti pemasaran
Konsep inti pemasaran ada dua belas
poin penting yaitu:
a.
Kebutuh, konsep
dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia.
b.
Keinginan,
bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaya dan kepribadian individual
dinamakan keinginan. Keinginan digambarkan dalam bentuk obyek yang akan
memuaskan kebutuhan mereka adalah hasrat akan penawar kebutuhan yang spesifik.
c.
Permintaan,
dengan keinginan dan kebutuhan serta keterbatasan sumber daya tersebut,
akhirnya manusia menciptkan permintaan akan produk atau jasa dnegan manfaat
yang paling memuaskan.
d.
Produk
(organisasi, jasa, ide), sejalan dengan munculnya kebuthan, keinginan dan
permintaan, organisasi/lembaga/perusahaan berusaha keras untuk mempelajarinya.
Mereka melakukan riset pemasaran, mengamati,perilaku konsumen, menganalisa
keluhan yang dialami konsumen, mencari jawaban produk atau jasa yang disukai.
Dengan kegiatan tersebut akhirnya perusahaan/lembaga dapat menawarkan segala
sesuatu kepada pasar untuk diperhatika, untuk dikonsumsi sehingga konsumen
dapat memuaskan kebutuhan sekaligus keinginanya, sesuatu tersebut di sebut
produk. Produk tidak hanya mencakup fisik tetapi juga jasa, orang, tempat,
organisasi ataupun gagasan.
e.
Nilai pelangan,
konsumen membuat pilihan membeli berdasarkan pada persepsi mereka mengenai
nilai yang melekat pada berbagai produk dan jasa.
f.
Kepuasan
pelangan, kepuasan pelangan tergantung pada anggapan kinerja produk dalam
menyerahkan nilai relatif terhadap harapan pembeli. Bila kinerja sesuai atau
melebihi harapan pembeli, maka pembeli merasa puas dan sebaliknya.
g.
Pertukaran,
adalah tindakan untuk memperoleh barang yang dikehendakidari seseorang dengan
menawarkan sesuatu sebagai imbalan.
h.
Transaksi,
adalah perdagangan antara dua pihak, yang paling sedikit melibatkan dua macam
nilai, persetujuan mengenai kondisi, waktu dan tempat.
i.
Hubungan, adalah
proses menciptakan, memelihara, dan meningkatkan hubungan erat yang smakin
berniali dengan pelangan dan pihak-pihak yang berkepentingan yang lain.
j.
Jaringan,
terdiri dari perusahaan dan semua pihak-pihak pendukung.
k.
Pasar, terdiri
dari semua pelangan potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu
yang sama, yang mungkin bersedia dan mampu melaksanakan pertukaran untuk
memuaskan kebutuhan dan keinginan itu
l.
Pemasaran dan
calon pembeli, Seseorang yang mencari satu atau lebih calon pembeli yang akan
terlibat dalam pertukaran tersebut[15].
Tabel konsep inti pemasaran
3. Proses
pemasaran perguruan tinggi
Dapat dilihat dari lima variabel
utama, yaitu bauran pemasaran (marketing mix), kontribusi kepemimpinan,
dan kinerja dosen
a.
Bauran pemasaran
(marketing mix)
Lupiyoadi &Hamdani (2006) mengatakan
bahwa bauran pemasaran merupakan alat bagi pemasar yang terdiri dari atas
berbagai unsur suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar
implementasi strategi pemasaran dan positioning yang diterapkan dapat
berjalan sukses. Dalam konteks pendidikan Bauran pemasaran (marketing mix)
adalah unsur-unsur yang sangat penting dan dapat dipadukan sedemikan rupa
sehingga dapat menghasilkan strategi yang dapat digunakan untuk memenangkan
persaingan.
Bauran pemasaran pendidikan terdiri dari
7P yaitu product (produk); jasa seperti apa yang ditawarkan, price
(harga); strategi penentuan harga, place (lokasi/tempat); dimana tempat
jasa diberikan, promotion (promosi); bagaimana promosi dilakukan.
Sedangkan unsur 3P adalah people (SDM); kualitas, kualifikasi, dan
kompetensi yang dimiliki oleh orang-orang yang terlibat dalam pemberian jasa. Physical
evidence (bukti fisik); sarana-prasarana seperti apa yang dimilki, dan process;
manajemen layanan pembelajaran yang diberikan[16].
Dengan demikian bauran pemasaran
perguruan tinggi merupakan serangkaian jasa pendidikan yang dapat dikuasi oleh
lembaga perguruan tinggi dan digunakan untuk mencapai tujuan dalam merebut
pasar dan diharapkan perguruan tinggi dapat memberikan pelayanan yang
sebaik-baiknya kepada mahasiswa sehingga mahasiswa merasa puas atas layanan
perguruan tinggi.
b.
Kepemimpinan
pendidikan
Kepemimpinan pendidikan berperan sangat
penting dalam rangka mengarahkan dan menggerakkan organisasi pendidikan untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Husna Asmara (1985: 18), kepemimpinan
pendidikan adalah segenap kegiatan dalam usaha mempengaruhi personal di
lingkungan pendidikan pada situasi tertentu agar mereka melalui usaha
kerjasama, mau bekerja dengan penuh tanggung jawab dan ikhlas demi tercapainya
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Pemimpin merupakan ujung tombak dan
kemudi bagi jalanya perguruan tinggi. Maka pimpinan harus memiliki
kompeten-kompeten diantaranya (a) komitmen terhadap lembaga dan berkepentingan
untuk menjadikan gambaran bagi lembaganya (b) orientasi kepemimpinan proaktif
(c) ketegasan (d) sensitif terhadap hubungan yang bersifat interpersonal dan
organisasi (mencari hubungan
interpersonal )[17] (e)
frekuensi kunjungan internal eksternal kampus (f) dekat dengan mahasiswa (g)
mempunyai keteladanan (i) menjadi nara sumber (j) membangun net working (jejaring
kerja) (k) tanggap terhadap kewirausahaan[18].
Seseorang pemimpin harus mempunyai
keterampilan diantaranya (a) keterampilan dalam memimpin (b) keterampilan dalam
hubungan insan (c) keterampilan dalam proses kelompok (d) keterampilan dalam
administrasi (e) ketrampilan dalam menilai[19].
c.
Kinerja Dosen
Kinerja menjadi hal yang penting dan mendapat perhatian serius dari
berbagai kalangan terutama untuk perusahaan yang bergerak di bidang jasa. Tidak
terkecuali dengan dunia pendidikan. Pengukuran kinerja dalam dunia pendidikan
sebenarnya bukan hanya ditujukan untuk profesi dosen saja tetapi elemen
pendukung lainnya seperti bagian staff akademik, bagian administrasi, bagian
kebersihan, dan bagian lainnya. Karena semua saling mendukung tercapainya mutu
pendidikan.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia,
kinerja diartikan sebagai sesuatu yang ingin dicapai, prestasi yang
diperlihatkan dan kemampuan seseorang. Banyak batasan yang diberikan para ahli
mengenai istilah kinerja, walaupun berbeda dalam tekanan rumusannya, namun
secara prinsip kinerja adalah mengenai proses pencapaian hasil. Istilah kinerja
berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi
kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Sehingga dapat
didefinisikan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya[20].
Bernardin dan Russel (dalam Ruky, 2002)
memberikan pengertian atau kinerja sebagai berikut : “performance is defined as
the record of outcomes produced on a specified job function or activity during
time period. Prestasi atau kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil
yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau
kegiatan selama kurun waktu tertentu[21].
Sutermeister dalam Anggiat
Parlindungan Simbolon (2005) mendefinisikan faktor – faktor yang mempengaruhi
kinerja meliputi motivasi, keahlian, pengetahuan, keahlian, pendidikan,
pengalaman, pelatihan, minat, sikap, kepribadian, kondisi-kondisi fisik, dan
kebutuhan fisiologis, kebutuhan social, dan kebutuhan egoistic. Porter and
Lawyer dalam Anggiat Parlindungan Simbolon (2005) menyatakan bahwa kinerja (performance)
adalah succesful role achievment yang didapat seseorang dari
perbuatannya dalam bekerja. Grounloud dalam
Umi Narimawati (2005) mengatakan bahwa kinerja sebagai penampilan perilaku
kerja yang ditandai oleh keluwesan gerak, ritme dan urutan kerja yang sesuai
dengan prosedur sehingga diperoleh hasil yang memenuhi syarat kualitas,
kecepatan, dan jumlah. Stoner dalam Umi Narimawati (2005) mendefinisikan
kinerja adalah prestasi yang dapat ditunjukkan oleh karyawan. Ia merupakan
hasil yang dapat dicapai dalam melaksanakan tugas – tugas yang dibebabnkan
kepadanya berdasarkan kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu yang
tersedia[22].
Maka didapat beberapa kesimpulan pertama:
bahwa kinerja dosen diartikan sebagai prestasi, pelaksanaan kerja, pencapaian
kerja, hasil kerja atau unjuk kerja dosen dalam melaksanakan tugas tri dharma
perguruan tinggi (pendidikan dan pengajaran; penelitian serta pengabdian
masyarakat). Kedua: kinerja adalah prestasi seseorang yang dipengaruhi
oleh faktor motivasi, kemampuan, pengetahuan, keahlian, pendidikan, pengalaman,
pelatihan, minat, sikap, kepribadian, kondisi-kondisi fisik dan kebutuhan
fisiologis, kebutuhan social, dan kebutuhan egoistik, dalam melakukan
pekerjaannya pada periode tertentu yang dilakukan sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan. Dan dapat dikatakan juga faktor kinerja terdiri dari kemampuan dan motivasi.
d.
Kepuasan
Mahasiswa
Kata kepuasan dari bahsa latin “satis”
(artinya cukup baik, memadai) dan “facio” (melakukan atau membuat), sehingga
kepuasan bisa diartikan sebagai upaya pemunuhan sesuatu atau membuat sesuatu
memadai[23].
Zeithaml, (2000:75) menyatakan bahwa “satisfaction is the consmer`s
fulfikkment response. It is judgement that a product pleasurable level of
consumption related fullfilment”. Jadi dapat ditegaskan bahwa kepuasan
merupakan respon konsumen yang sudah terpenuhi keinginannya tentang pengunaan
barang atua jasa yang mereka paka[24]i.
Menurut Mulyasa yang harus dilakukan
agar pelangan merasa puas, yakni layanan yang sesuai dengan yang dijanjikan (reliability),
mampu menjamin kualitas pembelajaran (assurance), iklim sekolah/kampus
yang kondusif (tangible), memberikan perhatian penuh kepada peserta didik (emphaty),
dan cepat tanggap terhadap kebutuhan peserta didik (responsibility)[25]. Menurut
panduan Manajemen Sekolah, sekolah/kampus dikatakan berhasil jika mampu
memberikan layanan sama atau melebihi harapan.
Tabel Indikator kepuasan pelangan
pendidikan sekolah/kampus[26]
No
|
Komponen
|
Indikator-Indikator
|
1
|
Karakteristik
barang dan jasa
|
Nama
PT yang dikenal, staf pengajar yang kompeten, dan hubungan dengan lembaga luar
|
2
|
Emosi
pelangan
|
Motivasi
mahasiswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar
|
3
|
Persepsi
terhadap pelayanan
|
Penerimaan
pelayanan oleh mahasiswa
|
4
|
Pelangan
lainya
|
Penyebarluasan
informasi
|
5
|
Atribut-atribut
pendukung
|
Promosi
di bidang jasa PT, lulusan yang dihasilkan, dan prestasi-prestasi yang
dicapai
|
6
|
Manfaat
|
Fungsional
|
7
|
Biaya
|
Moneter
Waktu
Energi
dan fisik
|
e.
Loyalitas
Mahasiswa
Loyalitas pelangan (costumer
loyality) adalah “frequency of use or the proportion of re-use of the
servise. Loyality can also be observed when servise custumers or consumers
recommend or even urge other to use the service” maksud dari pengertian ini
adalah bahwa kesetian pelangan diukur dengan frekuensi penggunaan atau proporsi
pengunaan kembali (re-use) sebuah jasa. Kepuasan tersebut dapat diamati ketika
pelangan jasa menganjurkan atau bahkan mendesak orang lain untuk mengkomsusi
jasa tersebut. Jadi kesetiaan pelangan dapat dilihat dari perilaku pelangan.
Griffin (2002:4) mendefinisikan “loyalitas sebagai loyalty is defined as non
random purchase expressed by some decision marking unit”. Berdasarkan
definisi ini terlihat bahwa loyalitas lebih ditujukan kepada suatu perilaku,
yang ditujukan dengan pembelian rutin. Didasarkan pada unit pengambilan
keputusan[27].
Berdasarkan berbagai pengertian
tersebut, loyalitas pelangan dalam konteks pendidikan dapat diamati pada
perilaku mahasiswa yang melakukan kegiatan rutin seperti mengikuti perkuliahan
secara rutin, pembayaran SPP, dan berbagai kegiatan tambahan di kampus setiap
harinya. Loyalitas lebih mengacu kepada perilaku yang realtif stabil dalam
jangka panjang dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan kegiatan
secara terus-menerus terhadap program lembaga pendidikan yang dipilih.
Keuntungan memiliki sejumlah mahasiswa
yang loyal terhadap PT adalah memberikan citra bahwa jasa pendidikan yang
ditawarkan tersebut dapat diterima dan dikenal oleh masyarakat luas, memiliki
reputasi baik, dan sanggup untuk memberikan dukungan layanan dan peningkatan
mutu pendidikan[28].
Tabel loyalitas pelanggan pendidikan
No
|
Kompenen
|
Indikator-indikator
|
1
|
Pembelian
ulang (repeat)
|
a.
Frekuensi
mengikuti KBM rutin yang diselengaran di PT
b.
Frekuensi
pemberian saran kepada PT
|
2
|
Penciptaan prospek (refers
others)
|
Frekuensi menyarankan ke orang
lain untuk kuliah di PT ini
|
3
|
Kekebalan terhadap
pesaing (immunity)
|
a.
Kekuatan/kepercayaan
mahasiswa untuk tidak pindah ke PT lain
b.
Tingkat
kebanggaan/konsistensi mahasiswa atas daya tarik PT lain
|
4
|
Hubungan harmonis
|
Perhatian pimpinan
dan dosen terhadap keluhan dan harapan
Pegawai/staf administrasi PT
|
5
|
Penyampaian
positif
|
Memberikan informasi
tentang hal-hal positif mengenai PT kepada:
a.
teman,
saudara/kerabat,
b.
lembaga
pendidikan,
c.
perusahaan
|
6
|
Hambatan untuk
berpindah
|
Keengganan mahasiswa
untuk berpindah dari PT ini:
a. Pameran pendidikan/ kegiatan bursa tenaga kerja
b. Lomba Karya Ilmiah (KIR)
c. Mengadakan kontak dengan lembaga pendidikan lain
d. Tetap bertahan di PT tersebut.
|
F. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara utama
yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas
masalah yang diajukan[29].
Adapaun dalam penelitian ini, peneliti mengunakan metode penelitian sebagai
berikut:
1. Jenis
Penelitian
Jenis penelitian ini digolongkan ke dalam jenis penelitian lapangan (fiel
research), yaitu dalam proses perolehan data sesuai dengan sasaran atau
masalah penelitian yang diperlukan sebuah informasi yang selengkap-lengkapnya
atau sedalam-dalamnya mengenai gejala-gejala yang ada dalam lingkup obyek
penelitian. Dari gejala-gejala penelitian yang ada dalam penelitian ini
bukanlah satu-satunya yang berdiri, melainkan saling berkaitan antara satu sama
lain dalam kesatuan yang menyeluruh yang biasanya dikenal dengan pendekatan[30].
2. Pendekatan
Penelitian
Penelitian ini
mengunakan pendekatan ilmu manajemen yang merujuk pada teori-teori manajemen
yang berkaitan tentang manajemen pemasaran dengan obyek di Stikes Madani
Yogyakarta.
3. Teknik
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam
penelitian dimaksudkan untuk memperoleh
bahan-bahan, keterangan, kenyataan-kenyataan, dan informasi yang dapat dipercaya.
Pengujian kredibilitas data penelitian dilakukan dengan cara Triangulasi baik triangulasi
teknik dan sumber. Triangulasi teknik yaitu peneliti mengunakan teknik
pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang
sama. dan triangulasi sumber yaitu untuk mendapatkan data dari sumber yang
berbeda-beda dengan teknik yang sama, dimana peneliti melakukan kroscek antara
sumber satu dengan sumber lainya baik berupa hasil observasi, dokumentasi, dan
wawancara[31].
Dalam penelitian ini,
pengumpulan data menggunakan tiga metode utama sebagai berikut:
a. Wawancara
Wawancara (interview)merupakan
suatu proses tanya jawab atau dialog secara lisan antar pewancara (interviewer)
dengan responden atau orang yang diinterviu (interviewee) dengan tujuan
untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh peneliti[32].Untuk
mendapatkan informasi yang lebih mendalam penulis mengunakan wawancara bebas
terpimpin yaitu dimana pewawancara bebas menanyakan apa saja dengan membawa
sederatan pertanyaan lengkap dan terperinci[33].
Kegiatan wawancara dalam penelitian ini
dilakukan dengan beberapa pihak antara lain dengan pengelola, direktur, ketua,
dosen,mahasiswa, dan para sumber lain yang relavan.
Wawancara dalam penelitian ini untuk
mengetahui data di Stikes Madani Yogyakarta tentang kontribusi kepemimpinan,
kinerja dosen, dan bauran pemasaran (marketing mix) terhadap kepuasan
mahasiswa serta dampaknya terhadap loyalitas mahasiswa.
b. Observasi
Observasi dilaksanakan dengan mengadakan
pengamatan secara langsung dan pencatatan seacara sistematis terhadap fokus
permasalahn yang diteliti[34].
Obyek yang diobservasi dalam penelitian ini adalah kontribusi kepemimpinan,
kinerja dosen, dan bauran pemasaran (marketing mix) terhadap kepuasan
mahasiswa serta dampaknya terhadap loyalitas mahasiswa.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah setiap bahan
tertulis atau film yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan penyidik[35].
Dokumentasi berupa informasi dari
catatan penting baik dari lembaga, atau perorangan. Dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar atau
karya-karya monumental dari seseorang atau organisasi. Metode dokumentasi
adalah sistematis atas catatan-catatan atau dokumen-dokumen sebagi sumber data,
bisa kalimat tertulis, tercetak, grafik, gambar, lukisan, kartun, foto, dan
benda lain bersifat verbal[36].
Dengan metode dokumentasi ini, maka fokus pengamatan dilakukan terhadap ruang
dan tempat (space), pelaku (actor), dan kegiatan atau aktivitas.
Dokumentasi dalam penelitian ini untuk
mengetahui data tentang Stikes Madani Yogyakarta meliputi struktur organisasi,
keadaan mahasiswa, keadaan guru, sejarah berdirinya, dokumentasi promosi dan
publisitas, kurikulum, serta dokumen-dokumen lainya yang berkaitan dengan
masalah.
4. Metode
Analisis Data
Analisis merupakan
proses menyusun data agar dapat diinterprestasikan.
Penelitian kualitatif ini menggunakan
teknik analisis data yang mengikuti konsep Miles dan Hubennan(1984). Mereka
berdua mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan
secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga
datanya jenuh[37]. Proses
analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber, seperti wawancara, pengataman, dan observasi.
Data tersebut dianalisis melalui tiga komponen yang meliputi reduksi data (data
reduction), penyajian data (data display), dan kesimpulan atau
verifikasi (conclution drawing/verification)[38].
Reduksi data merupakan proses seleksi,
penyederhanaan dan abstraksi data tulisan dan data lisan yang diperoleh dari
sejumlah dokumen, rekaman kaset, catatan dan wawancara yang telah dikumpulkan.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada
hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Display data adalah
langkah keduanya. Langkah ini berupa penyajian data yang berfungsi untuk
pemetaan data yang telah direduksi atau merupakan ringkasan data yang telah
disimpulkan. Penyajian data dalam penelitian mengunakan teks yang bersifat
naratif. Sementar itu, langkah ketiga adalah conclution drawing atau verification
atau penarikan kesimpulan dan verifikasi. kesimpulan ini juga mungkin dapat
menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak.
Metode berfikir yang penulis gunakan
untuk menganalisis dalam penelitian ini adalah metode induktif dan deduktif.
Metode induktif yaitu menganalisa data yang berangkat dari fakta-fakta yang
khusus, peristiwa-peristiwa yang konkret, kemudian dari fakta atau peristiwa
yang khusus tadi ditarik generalisasi yang bersifat umum. Metode deduktif yaitu
menarik suatu kesimpulan dari pernyataan umum menuju khusus).
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam pemahaman masalah yang akan dibahas, penulis
menyajikan tesis ini dengan sistematika sebagai berikut:
Bab Pertama: Pendahuluan, bab Ini meliputi latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka teori,
metodologi penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab Kedua: merupakan pembahasan tentang gambaran umum stikes madani
yogyakarta.
Bab Ketiga: Merupakan pembahasan tentang pelaksanaan manajemen
pamasaran di stikes madani yogyakarta serta
faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan manajemen pemasaran di stikes madani
yogyakarta
Bab Keempat: penutup yang memuat kesimpulan dan saran pada bagian ini
diharapkan agar permasalahn yang diajukan dalam pokok masalah akan ditemukan
jawabanya.
Daftar Pustaka Dan Lampiran-Lampiran
DAFTAR PUSTAKA
Ara Hidayat
& Imam Machali, pengelolaan pendidikan konsep, prinsip, dan aplikasi
dalam mengelola sekolah dan madrasah, Yogyakarta: kaukaba, 2012
Dudung
Abdurrahman, Pengantar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta:Kurnia Kalam
Semesta, 2003),
Eko putro
widoyoko, teknik penyususnan instrumen penelitian, Yogyakarta: pustaka pelajar,
2012
E. Mulyasa,
menjadi kepala sekolah profesional dalam konteks menyukseskan MBS dan KBK,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002)
http://zaeparmas.blogspot.com/2011/04/kompetensi-dan-motivasi-pengaruhnya_24.html
diunduh tanggal 1 juni 2013
http://teorionline.wordpress.com/2010/01/25/teori-kinerja/
diunduh tanggal 1 juni 2013
http://teori-mgt-ian.blogspot.com/2011/01/pengertian-kinerja_20.html
diunduh tanggal 1 juni 2013
http://www.atturots.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=223&Itemid=135
diunduh tanggal 4 amei 2013
Koentjaningrat, metode-metode
penelitian masyarakat (Jakarta: Gramedia, 1997)
KBBI offline
versi 1.1 freeware 2010 by Ebta Setiawan.
Lexy J. Moleong,
metode-penelitian kualitatif (bandung: Remaja Rosda Karya, 2002)
Nazir, Mohammad.
Metode Penelitiaan. Jakarta: Erlangga, 1999
Sugiyono, Mehamami
Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta cet. III, 2007),
Sugiyono, metode
penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2008
Suharsimin
arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, yogyakarta; Rineka
cipta, 1993
Tim dosen
administrasi pendidikan Universitas pendidikan Indonesia, manajemen pendidikan,
alfabeta, bandung, 2011
[1]
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen
Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2011 hal. 330
[2]
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen...hal.
330-331
[3]http://www.atturots.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=223&Itemid=135
diunduh tanggal 4 mei 2013
[4]
ibid
[5]
Wawancara Bebas Dengan Puket I
Darmasta Maulana, Skp, M. Kes. Tanggal
25 April 2013 Di Kantor Ketua Stikes Madani Yogyakarta
[6]
Riswo, “Manajemen Madrasah Tsanawiyah Di Lingkungan Lp Ma`Arif NU Di Kabupaten
Tegal ( Studimts NU 1 Tarub Dan MTS NU Husnaba Kedungbanteng)”, Tesis, (
Yogyakarta Program Magister Pendidikan Islam Pasca sarjana UIN Sunan Kalijaga
Tidak Diterbitkan 2009)
[7]
Sholeh, Akhmad, “manajemen berbasis madrasah ( Studi Pengelolaan
Madrasah Tsanawiyah Al Huda Arjasari), Tesis,
(Yogyakarta Program Magister Pendidikan Islam Pasca sarjana UIN Sunan
Kalijaga Tidak Diterbitkan 2009)
[8] Farikhin, Samsul, “Manajemen Lembaga-Lembaga
Formal Di Pesantren Cadangpinggang Kec. Sukagumiwang Kab. Indramayu”, Tesis, (Yogyakarta Program Magister Pendidikan Islam Pasca
sarjana UIN Sunan Kalijaga Tidak Diterbitkan 2009)
[9]
Kuntarto, “Manajemen Sumber Daya Dosen PAI Di Universitas Jenderal Soedirman
Purwokerto”, Tesis, (Yogyakarta
Program Magister Pendidikan Islam Pasca sarjana UIN Sunan Kalijaga Tidak
Diterbitkan 2012)
[10]
KBBI offline versi 1.1 freeware 2010 by Ebta Setiawan.
[11]
Ara Hidayat & Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan... Hal 223-224
[12]
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen...hal
334
[13]
Ara Hidayat & Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan... Hal229
[14]
Ara Hidayat & Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan...Hal 224-225
[15]
Ara Hidayat & Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan...Hal 225-228
[16]
Ara Hidayat & Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan...Hal. 237-238
[17] Ara Hidayat, Dkk, Pengelolaan
Pendidikan...Hal. 77-76
[18]
Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2012. Hal 221
[19]
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen
Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2011 Hal. 330-331
[20]http://teori-mgt-ian.blogspot.com/2011/01/pengertian-kinerja_20.html
diunduh tanggal 1 juni 2013
[21]
http://teorionline.wordpress.com/2010/01/25/teori-kinerja/
diunduh tanggal 1 juni 2013
[22]
http://zaeparmas.blogspot.com/2011/04/kompetensi-dan-motivasi-pengaruhnya_24.html
diunduh tanggal 1 juni 2013
[23]
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia,
Manajemen...hal. 338
[24]
Ara Hidayat & Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan...Hal 230
[25]
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Menyukseskan MBS
Dan KBK, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002) Hal 26
[26]
Ara Hidayat & Imam Machali, Pengelolaan Pendidika.... Hal 232
[27]
Ara Hidayat & Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan...Hal 232-233
[28]
Ara Hidayat & Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan ...Hal 234
[29]
Nazir, Mohammad. Metode Penelitiaan. Jakarta: Erlangga,
1999. Hal 51
[30]
Dudung Abdurrahman, Pengantar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta:Kurnia
Kalam Semesta, 2003), Hlm 51
[31]
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2008), Hal. 373
[32]Eko
Putro Widoyoko, Teknik Penyususnan... 40
[33]
Suharsimin Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Yogyakarta; Rineka Cipta, 1993 hal: 127
[34]
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002) Hal. 174-185
[35]
Ibid hal 161
[36]
Koentjaningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat (Jakarta: Gramedia,
1997) Hal 328
[38]
Sugiyono, Mehamami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta,2007), Cet. III hal. 92
PEDOMAN
WAWANCARA
BAGAIMANA
MANAJEMEN PEMASARAN DI STIKES MADANI YOGYAKARTA
Product (Produk); Jasa
Seperti Apa Yang Ditawarkan,
1. Apakah
kampus anda menyediakan berbagai macam pilihan konsentrasi?
2. Apakah
kampus anda memiliki reputasi mutu pelayanan pendidikan yang baik?
3. Apakah
anda merekomendasikan kampus anda kepada teman, saudara, kerabat dan
masyarakat?
Price
(Harga); Strategi Penentuan Harga,
1. Apakah
biaya SPP, biaya pembangunan, dan laboratorium murah atau sedang atau mahal?
2. Apakah
dikampus ada menyediakan beasiswa bagi mahasiswa yang membutuhkan dan
berprestasi?
3. Bagaimana
prosuder pembayaran kuliah?
4. Bagaimana
persyaratan angsuran di kampus anda?
Place (Lokasi/Tempat); Dimana Tempat
Jasa Diberikan,
1. Bagaiman
lokasi kampus anda apakah mudah dijangkau?, dekat dari pusat kota,? tidak
macet?
2. Bagimana
lingkungan belajar di kampus anda?
Promotion
(Promosi); Bagaimana Promosi Dilakukan.
1. Saudara
masuk ke kampus ini mendapatkan informasi dari mana? (radio, majalah, pamlet,
mulut ke mulut, pameran, bazar)?
2. Apa
yang mendorong anda hingga tertarik masuk di kampus ini? (kurikulum, pengajar,
gedung/ dll)
People
(Sdm); Kualitas, Kualifikasi, Dan Kompetensi Yang Dimiliki Oleh Orang-Orang
Yang Terlibat Dalam Pemberian Jasa.
Pemimpin
1.
Apakah pemimpin
di kampus anda dapat memberi inspirasi, motivasi, kreativitas mahasiswa?
2.
Bagaimana kepribadian
pemimpin di kampus anda?
3.
Bagimana
kedekatan pemimpin dengan mahasiswa/dosen dan staf?
4.
Apakah pemimpin
di kampus anda menjadi nara sumber dalam berbagai kegiatan seminar?
5.
Bagaimana
kualitas pemimpinan di kampus anda dalam visi misi lembag dan membangun
networking dengan lembaga lain?
6.
Apakah pemimpin
tangap terhadap keluhan dari mahasiswa/ dosen/staf/ masyarakat?
7. Bagaiman
kemampun pemimpindi kampus anda dalam komunikasi?
Dosen
1.
Apakah dosen di
kampus anda mampu mengajar sesuai dengan mata kuliah yang diampunya?
(pedagodik)
2.
Bagaimana
menurut anda kualitas dan kinerja dosen-dosen dikampus anda? (profesional)
3.
Bagaimana
kemampuan dosen-dosen dikampus anda dalam membangkitkan motivasi belajar
mahasiswa? (pedagodik)
4.
Apakah dosen- dosen di kampus anda dekat dengan
mahasiswa? (sosial)
5.
Bagaimana
kemampuan dosen dalam pembuatan silabus, tugas dan evaluasi untuk proses KBM?(pedagodik)
TU/STAF
1.
Bagimana TU/staf
di kampus anda dalam memberi pelayanan
adiministrasi (pendaftaran, pembayarn spp, dll)
2.
Apakah sudah ada
kesesuain antara pelayanan dengan keinginan mahasiswa?
Physical Evidence
(Bukti Fisik); Sarana-Prasarana Seperti Apa Yang Dimilki,
1. Bagaimana
keadaan sarana-prasarana di kampus anda? (kelas, lab, parkir, asrama, KM, ruang
kesehatan, dll)?
2. Apakah
kampus anda menyediakan ruang olahraga? Dan ruang apa aja yang masih kurang di
kampus anda?
3. Bagaimana
pengamanan di kampus anda?
4. Pelayanan
tambahan apa saja yang diberikan di kampus anda?
Dan Process;
Manajemen Layanan Pembelajaran Yang Diberikan
1. Apakah
dikampus anda menjamin kualitas perkuliahn yang diselengarakan?
2. Bagaimana
frekuensi anda mengikuti perkuliah?
3. Apakah
kampus anda mampu memberikan jasa dengan sesuai apa yang dijanjikan?
4. Apa
motivasi anda untuk tetap kuliah di kampus ini?
5. Adakah
keinginan anda untuk pindah ke kampus lain?
6. Bagaimana pelayanan yang anda rasakan dari pemimpin, dosen,
TU/staf ? (cepat/ bagaimana?
FAKTOR APA SAJA YANG MENJADI PENDUKUNG DAN
PENGHAMBAT DALAM MANAJEMEN PEMASARAN DI STIKES MADANI YOGYAKARTA
PENDUKUNG
|
|
PENGHAMBAT
|
Faktor apa saja yang menjadi pendukung dari
manajemen pemasaran di Stikes Madani Yogyakarta dilihat dari:
apakah sudah ada antara kesesuaian antara
penawaran dengan yang diterima?
|
Faktor apa saja yang menjadi penghambat dari
manajemen pemasaran di Stikes Madani Yogyakarta dilihat dari:
Bagian apa saja yang menjadi hambatan dalam
manajemen pemasaran di Stikes Madani Yogyakarta?
|
Apakah sudah menjawab dari inti pemasaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar