Minggu, 23 Oktober 2011

ap kata

hati ini emank lemah, mati ini mudah menangis, hati ini mudh terluka, ras ini semakin menjadi..
aq tw aq emank blm bisa ap2..
aq belum menghasilkan ap2
aq mencoba menjadi orng yg sesuai dihrpkn, menjadi ank yg baik, menjadi ank yg penurut,,
tp hati ini tak tenang,,hati ini teras tersiksa..
kenapa dan kenap.. knp hrs aq..iy benr semua pasti ad hikmahx...
aq ngeras tertekan, frustasi, putus asa,,....
tp aq berhrp ini jln aq menju ke arh yg lbh dewasa..
menjadi lbh bs yg dihrpkn..
aq hrs yakin..aq hrs akin.. aq bisa melwati semua rasa gundah, skit sedh, rasa skit, rasa putus ini  dngn kuat ,....
tp sampai kpn aq hrs begni, meraskn rasa ini..
aq tak tw rasa ap ini yg kurasa..
mungkin aq terlalu putus asa, terlalu berhrp yg tinggi..
mungkin air mata ini tak berati , tp lbh baik aq bs menangis dr pd aq skit yg tak tertahnkn...
ya Allah tolong lh hmba mu ini ...
buka lh jlnku..
buka lh semuax..
berilh hmbmu ini yg sngt lemah di mudhkn ...
mudhkn jlnku ..
mudhkn hdpku..
mudhkn rasa ini...
mudhkn aq melwti semua ini...
mudhkn aq bisa membuka jln in...
aq mohon dan aq mohn...
aq ngk tw hrs gmn bcra ..
aq ngk tw rasa ap yg kurasakn...
aq sngt2 lemh
air mata ini ngk bs berhenti..
skit n d putus asa ini trz melnd....
aq mohn pdamu ya Allah tenangkn jiwa ini..
bangkitkn lh ...
aminnnnn
aminnn

Selasa, 11 Oktober 2011

skripsi bab 1

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
      Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.
      Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tidak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
      Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone.
      Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh rillnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
Fenomena tersebut, menjadikan banyak orang tua ragu untuk menyekolahkan anak di sekolah umum. Tawuran pelajar, merokok pada usia muda, pergaulan, penyalahgunaan teknologi, sampai pada kecurangan Ujian Nasional yang sudah menjadi rahasia umum.
Anak merupakan harta yang sangat berharga bagi orang tua, oleh karena itu orang tua selalu ingin memberikan yang terbaik bagi buah hatinya. Salah satunya dengan memilihkan sekolah yang sesuai dan cocok dengan anak.
Dalam rumah tangga peran orang tua sangat urgen, oleh karena itu dalam rumah tanggalah seorang anak mula-mula memperoleh bimbingan dan pendidikan dari orang tuanya, tanggung jawab mereka tidak boleh dilimpahkan segalanya kepada orang lain, walaupun anak-anak sudah memasuki usia sekolah. Orang tua lah peletak dasar pembentukan kepribadian dan kecerdasan anak yang berpengaruh pada masa depannya Islam memerintahkan orang tua mendidik anak-anak dan memikul tanggung jawab itu dipundak mereka. Firman Allah ‘azzaa Wajalla yang artinya: “wahai orang-orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan bebatuan…(QS.At-Tahrim: 66 : 6) (Muhammad Rasyid Dimas, 2007 :V) Dari Ibnu Umar ra berkata: Rasulullah saw bersabda yang artinya: “seseorang laki-laki pemimpin dalam keluarganya dan akan ditanya tentang kepemimpinanya. Seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan akan ditanya tentang kepemimpinan suaminya. (HR.Muttafaqun`alaih)
       Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, pemerintah maupun madrasah/sekolah. Dalam usaha meningkatkan kualitas manusia maka pendididikan  mempunyai  peran yang sangat penting untuk menegembangkan pribadi anak.
Pengertian dan Definisi Pendidikan Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dan orang tualah yang pertama dalam melakukan sesuatu perbuatan untuk mendorong, mendidik anak-anaknya supaya menjadi anak yang berguna bagi Agama, Nusa dan Bangsa.
Manusia tentu memiliki kekuatan yang mampu membuat dan mendorong tetap hidup, selanjutnya kekutan itu membantu mengarahkan tujuan yang hendak dicapai. Di dalam Islam, kekuatan itu dikenal dengan anniyat, adapun dalam psikologi dikenal dengan motivasi. Motivasi adalah proses psikologi yang dapat menjelaskan perilaku seseorang. Perilaku hakikatnya merupakan orientasi pada tujuan. Dengan kata lain, perilaku seseorag dirancang untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan proses interaksi dari berbagai unsur. Dengan demikian, motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Kekuatan-kekuatan ini pada dasarnya dirangsang oleh adanya berbagai macam kebutuhan, seperti (1) keinginan yang hendak dipenuhi; (2) tingkah laku; (3) tujuan; (4) umpan balik (Hellriegel dan Slogun, 1739: 390)
Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan.
Motivasi dapat berupa motivasi intrinsik dan ekstrinsik didasarkan pada datangnya penyebab suatu tindakan. Tindakan yang digerakkan oleh suatu sebab yang datang dari dalam diri individu disebut tindakan yang bermotif intrinsik, sedangkan tindakan yang digerakkan oleh suatu sebab yang datang dari luar diri individu disebut tindakan yang bermotif ekstrinsik. (Handoko, 1992: 41-42)
Dari beberapa alternatif dalam memilih sekolah adalah dengan sekolah berasrama atau juga yang disebut pesantren, sejak ratusan atau bahkan ribuan tahun silam, sistem pendidikan berasrama sudah berlangsung, mayoritas berbasis agama. Di Indonesia, pondok pesantren adalah lembaga pendidikan berasrama berbasis Islam yang sudah bercokol sejak Negara Indonesia ini belum terbentuk. Pada masa penyebaran Islam di nusantara, para wali membuka  padepokan-padepokan untuk menempa ilmu pengetahuan sebagian pengikutnya.
Itulah cikal bakal pondok pesantren sebagai tempat pembinaan manusia menjadi kader-kader unggul. Istilah pondok menurut Zamakhsyari Dhofir (1982:18), berasal dari kata funduk (dalam bahasa Arab) yang bermakna rumah penginapan. Sedang kata pesantren berasal dari kata santri yang mendapat awalan pe dan akhiran an yang berarti tempat tinggal para santri. Kini jumlah pesantren di Indonesia berdasarkan data Dirjen Lembaga Islam Departemen Agama RI Tahun Ajaran 2003/2004 mencapai 14.656 buah. Tentu bukan perbandingan ideal dengan jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah lebih dari 230 juta jiwa. Namun siapa pun harus menilik, sangat banyak produk pesantren yang berperan besar dalam pembangunan bangsa.
Salah satu pesantrean yang menarik untuk di teliti adalah Pesantren Islamic Center Bin Baz Yogyakarta yang berdiri dari tahun 1994 hingga sekarang. Lingkungan yang berbahasa Arab dan islami seperti hafalan Al-Quran menjadi ciri khas di lingkungan Islamic Centre Bin Baz, pada tanggal 18 Muharom 1432 H/23 Desember 2010 salah satu santri Pesantren Islamic Center Bin Baz telah menyempurnakan pembacaan Al Qur an 30 juz dengan bimbingan dan pengarahan dari Syaikh dan mendapatan mendapatkan ijazah sanad qiroatul Qur an riwayat Hafs bin Ashim dari jalur Syatibi.
 Dari data yang di dapatkan, setiap tahunnya pertumbuhan jumlah santrinya mengalami peningkatan, terhitung pada tahun 1994 – 1997 jumlah santri 60 santri (putra dan putri) dengan jumlah pengajar dan karyawan 10 orang. Dan  Th. 1997 – 2000 jumlah santri 125 anak (putra dan putri) dengan jumlah pengajar dan karyawan 15 orang. Th. 2000 – sekarang jumlah santri 1441 dengan jumlah pengajar dan karyawan 140 orang.
Data Pertumbuhan Santri
Data pertumbuhan jumlah santri
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih mendalam tentang Pesantren Islamic Center Bin Baz, sehingga diperoleh data apa yang memotivasi  para orang tua menyekolahkan anak mereka ke Pesantren Islamic Center Bin Baz.
Maka dari latar belakang tersebut penulis mengangkat tema “MOTIVASI ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAKNYA DI PESANTREN ISLAMIC CENTER BIN BAZ  YOGYAKARTA TAHUN 2011”.
B.     Penegasan Istilah
Untuk memudahkan dalam memahami judul skripsi ini, perlu penulis tegaskan arti dari istilah-istilah yang terdapat dalam judul sebagai berikut:
1.    Motivasi
            Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan untuk tujuan tertentu; atau usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990: 593).
            Menurut kamus psikologi (1982: 142 ) bahwa motivasi diartikan sebagai kecenderungan organisme untuk melaksanakan suatu sikap atau perilaku yang dipengaruhi oleh kebutuhan dan diarahkan pada tujuan tertentu yang telah di rencanakan
            Mc. Donald menyatakan bahwa: “ motivation is a energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reactions”. Motivasi adalah suatu perubahan energy di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan (Hamalik, 1992: 173)
            Mitchell (Sue dan Glover, 2000) berpendapat bahwa motivasi adalah sebagai suatu tingkatan kejiwaan berkaitan dengan keinginan individu dan pilihan untuk melakukan perilaku tertentu.
            Yang dimaksud motivasi disini adalah keinginan untuk melakukan suatu tindakan. Suatu kondisi dimana keinginan-keinginan (needs) pribadi dapat mencapai kepuasan.
2.    Orang Tua
            Orang tua merupakan gabungan dari dua kata, yakni orang dan tua. Orang sendiri berarti manusia, sedangkan tua mengandung makna sudah lama hidup atau lansia (tidak muda lagi). Jadi oang tua adalah ayah ibu kandung; orang yang dianggap tua (cerdik, pandai, ahli dan sebagainya) (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1999: 962).
            Yang dimaksud disini adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pendidikan anak, baik orang tua kandung atau wali murid siswa Pesantren Islamic Center Bin Baz.
3.    Pesantren Islamic Center Bin Baz
Islamic Centre Bin Baz [ICBB], pondok pesantren di bawah Yayasan Majelis At-Turots Al-Islamy Yogyakarta, yang beralamat di Jln.Wonosari Km.10, Karanggayam, Sitimulyo, Piyungan, Bantul, Yogyakarta. Dimana  ikut berpartisipasi membina dan menyiapkan generasi Islam yang lurus akidahnya, berakhlak mulia, dan senantiasa meneladani jejak Rasulullah dan para As-Salaf Ash-Shalih. Dengan  Santri Salafiyah Ula (tingkat SD) dan Salafiyah Wustha (SLTP) mengikuti Program Wajar Dikdas 9 Tahun  (singkatan: Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun) yang dikelola oleh Departemen Agama bekerjasama dengan Departemen Pendidikan Nasional. Jenjang setingkat SMU menggunakan Madrasah Aliyah jurusan Agama, IPS dan IPA
Dari pengertian-pengertian istilah di atas, yang penulis maksud dari judul keseluruhan dalam skripsi ini adalah mempelajari dan mengamati secara seksama tentang motivasi yang mendorong orang tua menyekolahkan anak-anaknya di Pesantren Islamic Center Bin Baz Yogyakarta Tahun 2011.
C.    Rumusan Masalah
      Adapun permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah: “Apa Motivasi  orang tua menyekolahkan anaknya di Pesantren Islamic Center Bin Baz Yogyakarta?.”
D.    Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dan manfaat penulisan skripsi ini adalah :
1.   Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui apa motivasi dari orang tua sehingga menyekolahkan anaknya di Pesantren Islamic Center Bin Baz
2.   Manfaat dari penelitian ini adalah                                                                       
a.  Secara Teoritis adalah:
         Hasi penelitian ini diharapkan dapat menjadi kajian dan bahan pengembangan ilmu pendidikan. Antara lain sebagai acuan dalam penelitian lingkungan belajar siswa dari latar belakang motivasi orang tua dalam menyekolahkana anak.
b.  Secara Praktis adalah:
Sebagai sumbangan pemikiran ilmu pendidikan pada umumnya dan ilmu pendidikan Agama Islam serta peneliti pada khususnya dalam mengembangkan pengetahuan dan pengalaman prakteknya.
E.     Kajian Pustaka
Kajian pustaka di sini berisi uraian singkat hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya tentang masalah sejenis. Diantaranya sebagaimana dilakukan oleh:
1.      Anton Fachroni (UMS,2008) dalam skripsinya yang berjudul “Motivasi Wali santri menyekolahkan Putera-Puterinya ke Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) Syarif Makam Haji Thn 2008-2009”. Yang berkesimpulan bahwa: Motivasi yang datang dari dalam diri wali santri adalah antara lain ialah (1) Harapan wali santri agar  kelak anak-anak bisa membaca tulis Al-quran dengan baik dan   benar.(2) Dapat mendalami ilmu agama Islam,dan  kuat Aqidahnya (3) Dapat menjadi pribadi yang sholeh dan taat. (4) Memahami norma-norma agama. (5) Karena sekolah Formal tidak mengajarkan Ilmu Agama secara Intens. (6) Harapan agar dengan sekolah di MDA Syarif dapat membantu pelajaran anak-anak di sekolah formal
2.      Skripsi Muhammad Taufik (UMS, 2007) “Motivasi Orang Tua Menyekolahkan Anaknya Di Sekolah Menenggah Al-Firdaus Kartasura Tahun Ajaran 2007/2008”. Berkesimpulan 1) motivasi walisantri terbagi menjadi 2, yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi dari dalam diri orang tua murid itu sendiri, Sedang motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang dating dari luar, baik lingkungan keluarga, masyarakat, maupun daya tarik Sekolah Menengah al-Firdaus Kartasura diantaranya adalah kebutuhan orang tua akan pendidikan agama yang cukup serta kebutuhan orang tua akan pendidikan yang berkualitas. 3) Motivasi ekstrensik orang tua menyekolahkan anaknya di sekolah Menengah Al-Firdaus Kartasura diantaranya: karena kurikulum pembelajaranya, program full day school, program percepatan 5 tahun, letak sekolah serta jumlah siswa dalam tiap kelas. Dan motivasi orang tua yang paling dominan adalah motivasi yang didasarkan pada kurikulum pembelajaran sekolah.
3.      Skripsi Asna Fitriani (IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008) “Motivasi Orang Tua Dalam Menyekolahkan Anaknya Di SDIT Samawi Tajeman Balbapang Bantul”. Yang berkesimpulan bahwa; (1) Berdasarkan Aspek Sosiologi, kesejahteraan orang tua mempengaruhi tingkat motivasi orang tua menyekolahkan anaknya di SDIT Samawi. (2) Berdasarkan Aspek Psikologi, kesejahteraan orang tua tidak mempengaruhi tingkat motivasi orang tua dalam menyekolahkan anak ke SDIT Samawi, hal ini karena pernyataan orang tua baik tahapan pra-sejahtera maupun sejahtera menyatakan alasan yang sama yaitu karena SDIT Samawi terdapat ilmu agama dan umum. Motivasi secara Internal di pengaruhi kemauan, orang tua sumber informasi ilmu agama mereka (pesantren/pengajian umum).
4.      Skripsi Aini Isnata Nur (UMS, 2010) Motivasi Menyekolahkan Anak Ke Jenjang Pendidikan Yang Lebih Tinggi Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi. Yang berkesimpulan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara status sosial ekonomi dengan motivasi menyekolahkan anak kejenjang pendidikan yang lebih tinggi sebesar 28,3%. Status sosial ekonomi pada subjek tergolong sedang. Begitu pula motivasi menyekolahkan anak kejenjang pendidikan yang lebih tinggi pada subjek penelitian tergolong rendah.
Dari hasil penelitian-penelitian diatas, dapat dicermati bahwa judul penelitian yang penulis lakukan yaitu ”Motivasi Orang Tua Menyekolahkan Anaknya Di Pesantren Islamic Center Bin Baz Yogyakarta Tahun 2011” tidak sama dengan judul yang telah dilakukan peneliti sebelumnya. Di mana ruang lingkup penelitian ini berkisar dari keunggulan Pesantren Islamic Center Bin Baz yang memotivasi orang tua menyekolahkana anaknya di Pesantrean Islamic Center Bin Baz Yogyakarta Tahun 2011, sehingga penelitian ini memenuhi unsur keaslian.
F.     Metode Penelitian
1.    Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini digolongkan ke dalam jenis penelitian lapangan (field research), informasinya dengan Interview dan kuesioner. Pendekatanya deskriptif, yakni suatu metode, yaitu penelitian yang digunakan untuk memperoleh data tentang fakta-fakta yang terdapat disuatu obyek tertentu secara menyeluruh dan diteliti sesuai dengan persoalan yang akan dipecahkan (Hasan, 2002:33)
2.   Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini pada prinsipnya dapat dikategorikan dalam dua bentuk yaitu :
a.    Data Primer
   Data primer yaitu data yang diambil langsung dari peneliti kepada sumbernya tanpa adanya perantara. Yaitu Orang tua dari santri Pesantren Islamic Center Bin Baz
b.    Data Sekunder
               Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung dari sumbernya. Data sekunder biasanya diambil melalui dokumen-dokumen yaitu dokumen sekolah, dll.
3.   Metode Penentuan  Subyek
         Untuk memudahkan penulis memperoleh data dalam penelitian ini maka penulis memerlukan sumber data. Menurut Suharsimi Arikunto (1993 : 144) yang di maksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data diperoleh, adapun data-data yang diperoleh melalui kajian pustaka dan penelitian, dengan mengunakan:
a.    Populasi
     Populasi adalah kelompok subjek yang harus dikenai generalisasi hasil penelitian, sebagai suatu populasi. Kelompok ini harus memiliki ciri-ciri karakteristik bersama yang membedakannya dari kelompok yang lain. (Azwar, 2007:77).
      Dalam penelitian ini yang akan menjadi populasi adalah seluruh orang tua santri kelas 1 Salafiyah Wustha (SW) Pesantren Islamic Center Bin Baz yang berjumlah 329 orang tua siswa.
b.   Sampel penelitian
     Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 1993: 104). Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitia populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15%, atau 20-25% atau lebih (Arikunto, 1993: 107). Maksudnya sampel disesuaikan dengan data yang diperlukan. Adapun teknik yang digunakan untuk memilih sampel dalam penelitian ini adalah random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dimana semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel (Hadi, 1997:111).
     Dalam penelitian ini yang akan menjadi sampel adalah orang tua santri SLTP kelas 1 yang berjumlah 329 orang tua siswa, maka peneliti hanya mengambil 10% dari populasi sehingga sampel berjumlah 24 orang tua siswa.
4.    Metode Pengumpulan Data
a.   Wawancara
Adalah metode pengumpulan data dengan sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandasan tujuan penelitian (hadi, 2007 : 218).
                    Metode wawancara ini penulis gunakan untuk mendapatkan data dari orang tua santri yang tempat tinggalnya tidak terlalu jauh dari Pesantren Islamic Center Bin Baz yang memotivasi orang tua santri menyekolahkan anaknya di Pesantren Islamic Center Bin Baz.
b.   Dokumentasi
        Yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, agenda dan lain sebagainya (Arikunto, 2006: 231)
Dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan data tentang seluruh komponen yang ada di Pesantren Islamic Center Bin Baz yang meliputi: Gambaran umum Pesantren Islamic Center Bin Baz, sejarah berdirinya, letak geografis, visi, misi dan tujuan, kurikulum, tenaga edukatif karyawan, kondisi siswa, sarana dan fasilitas, Kegiatan dan Aktifitas di Pesantren Islamic Center Bin Baz, Yogyakarta.
c.    Metode Angket
Angket adalah suatu data yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti (Achmadi,1997:76). Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang motivasi orang tua siswa menyekolahkan anaknya di Islamic Center Bin Baz.
 Dalam hal ini  penulis memandang angket  sebagai instrument yang paling praktis untuk mengumpulkan data-data yang terkait dengan motivasi orang tua menyekolahkan anaknya di Pesantren Islamic Center Bin Baz. Mengingat jumlah orang tua santri yang banyak dan tempatnya jauh-jauh.
5.   Analisis Data
            Dalam menganalisis data, penulis menggunakan analisis deskriptif kualitatif yaitu analisis yang berdasar dan penjelasnya tanpa angka-angka, selain itu penulis juga menggunakan cara pentahapan secara berurtutan dan interaksionis, terdiri tiga alur kegiatan bersamaan yaitu: pengumpulan data sekaligus reduksi data, penyajian data dan penatikan kesimpulan atau verifikasi (Miller dan Huberman, 1992 : 16).
            Metode berfikir yang penulis gunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini adalah metode induktif dan deduktif. Metode induktif yaitu menganalisa data yang berangkat dari fakta-fakta yang khusus, peristiwa-peristiwa yang konkret, kemudian dari fakta atau peristiwa yang khusus tadi ditarik generalisasi yang bersifat umum (Hadi, 1991: 42). Metode deduktif yaitu menarik suatu kesimpulan dari pernyataan umum menuju khusus (Hadi, 1989: 36).
G.    Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk memudahkan dalam pemahaman masalah yang akan dibahas, penulis menyajikan skripsi ini dengan sistematika sebagai berikut:
BAB Pertama: Pendahuluan, bab ini  meliputi latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB Kedua: Motivasi dan Tanggung Jawab Orang tua terhadap pendidikan anak, yang membahas tentang pengertian motivasi, teori motivasi, dan macamnya; tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak yang membahas tentang pendidikan akhlak, pendidikan berpikir, dan pendidikan tubuh.
BAB Ketiga: Gambaran umum Sekolah dan Motivasi orang tua menyekolahkan anak-anaknya. Pada bab ini memuat tentang gambaran umum Pesantren Islamic Center Bin Baz, ditinjau dari letak geografis, sejarah singkat berdirinya, visi, misi dan tujuan, struktur organisasi, keadaan guru, karyawan dan siswa, aset dan sarana prasarana, prestasi sekolah, dan diakhiri dengan motivasi orang tua menyekolahkan anaknya di pesantren Islamic Center Bin Baz.
BAB Keempat:  Analisis motivasi orang tua menyekolahkan anaknya di Pesantren Islamic Center Bin Baz. Pada bab ini memuat tentang analisis hasil penelitian terhadap motivasi orang tua menyekolahkan anak-anaknya di sekolah tersebut.
BAB Kelima:  Penutup, pada bab ini membahas tentang kesimpulan, saran-saran, kata penutup dan dilengkapi dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran dan Terjemahanya, Depag RI. 2004. Bandung
Al-Adawi, Musthofa.2005. Tarbiyatul Abna` Bagaimana Nabi Mendidik Anak, Jogjakarta: Media Hidayah
Al-Jazairi, Abu Bakar Jabir, 2007. Minhajul Muslim Konsep Hidup Ideal Dalam Islam. Jakarta: Darul Haq 
Uno, Hamzah B. 2007. Teori Motivasi & pengukuranya._ _
Handoko, Martin, 1992. Motivasi, Daya Pengerak Tingkah Laku, Jogjakarta: Kanisius
Hasan, Adnan.2005. Tanggung Jawab Ayah Terhadap Anak Laki-Laki, Jakarta: Gema Insani
http://binbaz.or.id/.19 Mei 2011. Sistem Informasi Pondok
KBBI,dep. P&K. 1999. Jakarta
Ramayulis, dkk. 2006. Filsafat Pendidikan Islam Telaah Sistem dan Pemikiran Para Tokohnya. Jakarta: Kalam
Nashih Ulwan, Abdullah, 2002. Pendidikan Anak dalam Islam, Jakarta: Pustaka    Amani
Suryabrata, Sumadi. 2004. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pres
Suryabrata, Sumadi, 2005. Psikologi Pendidikan, Jakarta: P.T. Raja Grafindo         Persada
Thalib, Muhammad. 50 Pedoman Mendidik Anak Menjadi Shalih, Bandung: Irsyad Baitus Salam
Usman, Husaini. 2006. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara
Yunus, Syam Hanis. 2004. Cara Mendidik Generasi Islami System Dan Pola          Asuh    Yang Qur`ani. Jogjakarta: Media Jenius Lokal
Zubadi, Abdurrahamn. 2005. Tahapan Mendidik Anak dalam Islam, Bandung:       Irsyad Baitus Salam