Senin, 13 Januari 2014

Manajemen Berbasis Pesantren, Madrasah, dan Sekolah



PEMASARAN JASA PENDIDIKAN SEKOLAH, MADRASAH, DAN PESANTREN

Makalah Ini Disusun Untuk Ujian Akhir Semester Mata Kuliah
Manajemen Berbasis Pesantren, Madrasah, Sekolah
Dosen Pengampu: Dr. Imam Machali, S.Pd.I, M.Pd


Oleh:
Qiyadah Rabbaniyah
NIM 1220411206
MKPI UIN SUKA Yogyakarta

ABSTRAK
Qiyadah Robbaniyah, 2014, “Pemasaran Jasa Pendidikan Sekolah, Madrasah, Dan Pesantren
Pemasaran pendidikan merupakan langkah pembaharuan ketika sebuah lembaga pendidikan harus mengikuti ketatnya persaingan untuk memperoleh customer. Langkah awal dalam melakukan strategi pemasaran jasa pendidikan (1) melihat target pasar setelah jelas targetnya siapa, (2) mengunakan diferensiasi baik produk, layanan promosi yang dapat membedakan dengan produk lain, (3) karena setiap segmen konsemen membutuhkan bauran pemasaran yang berbeda-beda baik dari promosi dan apa yang dibutuhkan berbeda-beda maka kita harus jeli dan menyesuaikan cara bauran pemasaran yang cocok dalam segmen yang kita tuju agar target konsumen yang kita tuju dapat mengena dengan tepat. (4) melakukan pelayanan sebaik mungkin dengan tetap terus melakukan inovasi-inovasi berkelanjutan. (5) dengan terciptanya brand yang dibangun dari awal mulai kegiatan pemasara maka akan memudahkan dan dapat memberi kepercayaan masyarakat terhadap sekolah sehingga munculnya loyalitas konsumen terhadap lembaga pendidikan.
            Kata Kunci: pemasaran, sekolah, diferensiasi, bauran pemasaran



PENDAHULUAN

Setiap   kali   kita   mendengar   kata   pemasaran (marketing), maka pemikiran kita selalu tertuju kepada dunia bisnis. Hal ini wajar karena kata atau istilah marketing tersebut seringkali muncul dan berkembang di kalangan bisnis, baik bisnis jasa   maupun bisnis manufaktur.   Lalu, timbul pertanyaan apakah perlu memasarkan sekolah
Pemasaran untuk lembaga pendidikan (terutama sekolah) mutlak diperlukan.Pertama, sebagai lembaga nonprofit yang bergerak dalam bidang jasa pendidikan, untuk level apa saja, kita perlu meyakinkan masyarakat dan “pelanggan” (peserta didik, orang tua, serta pihak-pihak terkait lainnya) bahwa lembaga pendidikan yang kita kelola masih tetap eksis. Kedua, kita perlu meyakinkan masyarakat dan “pelanggan” bahwa layanan jasa pendidikan yang kita lakukan sungguh relevan dengan kebutuhan mereka. Ketiga, kita perlu melakukan kegiatan pemasaran agar jenis dan macam jasa pendidikan yang kita lakukan dapat dikenal dan dimengerti secara luas oleh masyarakat, apalagi pelanggan” kita. Keempat, agar eksistensi pendidikan yang kita lembaga kelola tidak ditinggalkan oleh masyarakat luas serta pelanggan” potensial Dengan “demikian, kegiatan pemasaran bukan sekedar kegiatan bisnis agar lembaga-lembaga pendidikan yang kita kelola mendapatkan peserta didik atau murid, melainkan juga merupakan bentuk tanggung jawab (accountability) kita kepada masyarakat luas (publik) akan layanan jasa pendidikan yang telah, sedang, dan akan kita lakukan[1].
Dewasa ini, persaingan antar sekolah dengan adannya berbagai upaya kreatif dan ditawarkan inovatif   dari   para   penyelenggara   pendidikan kelompok untuk   terus   menggali   “keunikan   dan   keunggulan”   sekolahnya   agar   semakin   dibutuhkan dan diminati oleh para pengguna jasa pendidi kan. Masuknya   sekolah-sekolah   unggulan dengan kurikulum bertaraf internasional serta lahirnya sekolah negeri maupun sekolah swasta yang menawarkan beranekaragam keunggulan fasilitas bahkan   dengan   biaya   yang relatif terjangkau, akan menambah maraknya persaingan di dalam dunia pendidikan. Kegiatan pemasaran   di   dalam dunia   pendidikan   yang dulu dianggap tabu karena berbau bisnis dan cenderung  profit   oriented,   sekarang   sudah dilakukan secara terbuka dan terang-terangan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam memilih lembaga pendidikan diidentifikasi, paling tidak ada tiga hal yang menjadi pertimbangan masyarakat dalam memilih suatu lembaga pendidikan, yaitu cita-cita atau gambaran hidup masa depan, nilai-nilai (agama), dan stasus sosial[2].
Pengelolaan pendidikan harus menyongsong peluang yang muncul dan sekaligus tanggap terhadap tantangan yang menghadang. Hasil dari pelaksanaan pemasaran jasa pendidikan dimana pelangan pendidikan akan memberikan loyalitas yang tinggi untuk tidak bisa berpaling pada lembaga lain. Hal itu akan menciptakan (1) pelangan yang selalu membeli atau memakai secara teratur program yang diluncurkan oleh lembaga (2) pelangan membeli diluar lini produk/jasa (3) merekomendasikan produk kepada orang lain (4) menunjukkan kekebalan dari daya tarik produl sejenis dari pesaing[3].
Lembaga pendidikan baik sekolah, madrasah, dan pesntren harus memiliki “branding” yang baik dan berusaha mempertahankannya untuk tetap eksis menghadapi persaingan antar-perguruan tinggi yang semakin ketat. “Branding” adalah sebuah proses memperkenalkan “brand” sampai bagaimana lingkungan memberikan penilaian yang baik pada “brand” tersebut. Perguruan tinggi yang tidak memiliki “branding” baik akan dilupakan oleh konsumennya.

PEMBAHASAN
Pengertian pemasaran dalam pendidikan
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan melalui pertukaran dengan pihak lain dan untuk mengembangkan hubungan pertukaran. Proses pemasaran sangat di pengaruhi oleh berbagai faktor seperti sosial, budaya, politik, ekonomi, dan manajerial. Akibat dari berbagai pengaruh tersebut masing-masing individu atau kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas (cimodity values)[4].
Menurut Duglas W. Fuater, pemasaran adalah fungsi manajeman yang mengorganisasi dan menguruskan semua kegiatan perusahan yang meliputi penilaian dan pengubahan daya beli konsumen menjadi permintaan yang efektif akan suatu barang atau jasa, serta penyampaian barang atau jasa tesebut kepada konsumen atau pemakai terakhir, sehingga perusahaan dapat mencapai laba atau tujuan lain yang ditetapkan.
Dengan demikian pemasaran dalam pendidikan dapat diartikan sebagai suatu prose sosial dan manajerial yang mana idividu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan serta saling menukar dan memanfaatkan jasa (kualitas dan kuantitas sekolah/lembaga pendidikan serta system pengajaran yang telah ditawarkan dalam kegiatan promosi atau penjualan) dengan pemakai jasa pendidikan (orang tua siswa/wali murid)[5]. Atau dikatan bahwa pemasaran jasa pendidikan merupakan kegiatan lembaga pendidikan memberi layanan atau menyampaikan jasa pendidikan kepada konsumen dengan cara yang memuaskan[6].

Karakteristik Jasa Pendidikan
Kotler seorang ahli pemasaran mengemukakan pengertian jasa adalah “a service is any act or performance that one party can offer to another that is essentially intangible and does not result in the ownership of anything. Its production may or may not   be   tied   to   a   physical   product”. Maksudnya jasa adalah setiap tindakan yang ditawarkan oleh satu pihak pada pihak yang lainnya yang secara prisip tidak berwujud dan tidak menyebabkan kepindahan kepemilikan.
Berdasarkan definisi di atas maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa pendidikan sebagai produk jasa merupakan sesuatu yang tidak berwujud akan tetapi dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang diproses dengan menggunakan atau tidak menggunakan bantuan produk fisik dimana proses yang terjadi merupakan interaksi antara penyedia jasa dengan pengguna jasa yang mempunyai sifat tidak mengakibatkan peralihan hak atau kepemilikan
Jasa pendidikan mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1.         Lebih bersifat tidak berwujud dari pada berwujud (more intangible than tangible);
2.         Produksi dan konsumsi bersamaan waktu (simultananeous production and consumption);
3.         Kurang  memiliki standar dan keseragaman (less standardized and uniform).
Dalam dunia pendidikan, bahan baku untuk menghasilkan jasa ialah orang, yang memiliki ciri khas yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. pelayanan jasa pendidikan antara satu dengan yang lainnya berbeda. Dengan melihat karakteristik tersebut, maka jasa pendidikan diterima setelah melakukan interaksi dengan penghubung yang sangat dipengaruhi oleh siapa, kapan dan dimana jasa  tersebut diproduksi. Hal itu menjelaskan bahwa keberhasilan pendidikan akan sangat tergantung pada siapa, kapan dan dimana proses tersebut terlaksana.
Siapa, menunjukkan tenaga pendidik dan kependidikan, artinya semakin tinggi kualitas dari penyampai pendidikan maka semakin tinggi juga kualitas proses pendidikan tersebut. Dimana, merupakan lokasi jasa pendidikan tersebut disampaikan, tentu saja hal ini akan mempunyai arti yang luas namun intinya adalah lingkungan yang kondusif akan mempengaruhi  tinginya kualitas proses pendidikan. Kapan, menunjukkan waktu yang paling tepat dilaksanakan proses pendidikan sehingga proses tersebut berkualitas[7]

Unsur Utama Dalam Pemasaran
Unsur utama dalam pemasaran dapat diklasifikasikanmenjadi tiga unsur utama yaitu:
a.       Unsur strategi persaingan (mind share strategy) meliputi:
1)            Segmentasi pasar, yaitu tindakan mengidentifikasi antara konsumen secara terpisah
2)            Targetting, yaitu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki.
3)            Positioning, penetapan posisi pasar.
b.      Unsur tatktik pemsaran (market share tactic) meliputi:
1)            Selling yang terkait dengan penjualan
2)            Differensial, yang terkait dengan cara membangun strategi pemasaran di berbagi aspek lembaga.
3)            Bauran pemasaran (marketing mix), terkait dengan kegiatan mengenai produk, harga, promosi, dan  tempat
c.       Unsur nilai pemasaran (heart share) yang berkaitan dengan brand, servise, dan process. Dalam nilai pemasaran, merek (brand) mempunyai arti penting bagi konsumen diantara:
1)            Sebagai identifikasi untuk membedakan antara satu produk dengan produk lain
2)            Sebagai garansi atas kualitas dan kinerja dari produk yang akan dibeli.
3)            Merek memberi status atau image seseorang.
4)            Merek meberi arti emosional[8].
No
Unsur utama Pemasaran
Indikator
1
Strategi Persaingan
  1. Segmentasi Pasar
  1. Targeting,
  1. Positioning,
2
Taktik Pemasaran
  1. Selling
  1. Differensiasi
  1. Bauran Pemasaran
3
Nilai Pemasaran
  1. Brand,
  1. Service,
  1. Process



Konsep Inti Pemasaran
Konsep inti pemasaran ada dua belas poin penting yaitu:
1.    Kebutuhan, konsep dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia.
2.    Keinginan, bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaya dan kepribadian individual dinamakan keinginan. Keinginan digambarkan dalam bentuk obyek yang akan memuaskan kebutuhan mereka adalah hasrat akan penawar kebutuhan yang spesifik.
3.    Permintaan, dengan keinginan dan kebutuhan serta keterbatasan sumber daya tersebut, akhirnya manusia menciptkan permintaan akan produk atau jasa dnegan manfaat yang paling memuaskan.
4.    Produk (organisasi, jasa, ide), sejalan dengan munculnya kebuthan, keinginan dan permintaan, organisasi/lembaga/perusahaan berusaha keras untuk mempelajarinya. Mereka melakukan riset pemasaran, mengamati,perilaku konsumen, menganalisa keluhan yang dialami konsumen, mencari jawaban produk atau jasa yang disukai. Dengan kegiatan tersebut akhirnya perusahaan/lembaga dapat menawarkan segala sesuatu kepada pasar untuk diperhatika, untuk dikonsumsi sehingga konsumen dapat memuaskan kebutuhan sekaligus keinginanya, sesuatu tersebut di sebut produk. Produk tidak hanya mencakup fisik tetapi juga jasa, orang, tempat, organisasi ataupun gagasan.
5.    Nilai pelangan, konsumen membuat pilihan membeli berdasarkan pada persepsi mereka mengenai nilai yang melekat pada berbagai produk dan jasa.
6.    Kepuasan pelangan, kepuasan pelangan tergantung pada anggapan kinerja produk dalam menyerahkan nilai relatif terhadap harapan pembeli. Bila kinerja sesuai atau melebihi harapan pembeli, maka pembeli merasa puas dan sebaliknya.
7.    Pertukaran, adalah tindakan untuk memperoleh barang yang dikehendakidari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai imbalan.
8.    Transaksi, adalah perdagangan antara dua pihak, yang paling sedikit melibatkan dua macam nilai, persetujuan mengenai kondisi, waktu dan tempat.
9.    Hubungan, adalah proses menciptakan, memelihara, dan meningkatkan hubungan erat yang smakin bernilai dengan pelangan dan pihak-pihak yang berkepentingan yang lain.
10.      Jaringan, terdiri dari perusahaan dan semua pihak-pihak pendukung.
11.     Pasar, terdiri dari semua pelangan potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu yang sama, yang mungkin bersedia dan mampu melaksanakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan itu
12.     Pemasaran dan calon pembeli, Seseorang yang mencari satu atau lebih calon pembeli yang akan terlibat dalam pertukaran tersebut[9].

Konsep Pemasaran Jasa Pendidikan
Konsep yang dijalankan sebuah organisasi atau lembaga pendidikan antara lain[10]:
1.         Konsep Produksi
Konsep ini berpandangan bahwa perusahaan membuat produksi sebanyak-banyaknya. Dengan produksi massal ini akan diperoleh efisiensi dalam pemakaian input dan efisiensi dalam proses produksi. Kemudian perusahaab akan dapat menetapkan harga jual lebih murah dari sainganya. Hal ini sejalan dengan keinginan konsumen, agar mereka mudah memperoleh barang yang mereka butuhkan, mereka bias membeli dibanyak tempat dan harganya tidak mahal.
Jika hal ini diterapkan dalam jasa pendidikan, bukan berarti lembaga pendidikan mengahasilkan lulusan seacara missal dengan mengabaikan mutu, kemudian menurunkan uang kuliah, agar lebih banyak peminat pendidikan. Konsep produksi dalam jasa pendidikan harus tetap memegang teguh peningkatan lulusanya, dan uang kuliah tidak terlalu tinggi. Barangkali jasa tes untuk masuk Sekolah/ madrasah dan pesantren bukan saja ditempat sekolah tersebut berada, tetapi dilaksanakan di seluruh perwakilan di seluruh Indonesia atau dengan online[11].
2.         Konsep Produk atau Jasa
Konsep ini berpegang teguh bahwa konsumen atau pemakai jasa pendidikan akan menyanyangi serta lebih memperhatikan terhadap jasa yang ditawarkan dengan standar mutu dan kinerja yang paling baik serta keistimewaan yang mencolok. Oleh karena itu lembaga pendidikan harus mencurahkan upaya terus-menurus dalam perbaikan pelayanan jasa.
3.         Konsep Penjualan
Konsep penjualan menyatakan konsumen tidak akan membeli serta mencoba jasa yang ditawarkan terkecuali lembaga pendidikan menjalankan suatu promosi dan penjualan yang kokoh. Oleh karena itu diperlukan berbagai teknik penjualan yang sempurna untuk mendapatkan konsumen-konsumen yang baik
4.         Konsep Pemasaran kemasyarakatan
Konsep pemasaran kemasyrakatan menyatakan bahwa tugas sebuah organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan dan minat pasar dan memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif serta lebih efisien dibandingkan para pesaing sehingga dapat mempertahankan dan meningkatkan keperayaan masyarakat[12].

Marketing Mix (Bauran Pemasaran) Jasa Pendidikan
Lupiyoadi &Hamdani mengatakan bahwa bauran pemasaran merupakan alat bagi pemasar yang terdiri dari atas berbagai unsur suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan positioning yang diterapkan dapat berjalan sukses. Dalam konteks pendidikan Bauran pemasaran (marketing mix) adalah unsur-unsur yang sangat penting dan dapat dipadukan sedemikan rupa sehingga dapat menghasilkan strategi yang dapat digunakan untuk memenangkan persaingan[13].
Pemasaran      pendidikan     mempunyai     mengandung tujuh elemen pokok yaitu:
     Pertama,   product,  merupakan  hal   yang   paling   mendasar   yang   akan menjadi pertimbangan preferensi pilihan bagi masyarakat. Produk pendidikan merupakan segala   sesuatu   yang   dapat   ditawarkan   kepada  masyarakat  yang bertujuan   untuk   memenuhi   kebutuhan   dan   keinginannya.   Produk   itu   sendiri terbagi atas lima tingkatan yaitu : (1)  core benefit merupakan manfaat dasar yang sebenarnya dibeli oleh customer, dalam hal ini adalah pendidikan; (2) basic   product   atau   versi  dasar   dari   suatu   produk   dalam   hal  ini  misalnya  pengetahuan dan keterampilan yang memiliki cirri khas; (3) expected product yaitu sejumlah atribut yang menyertai diantaranya adalah kurikulum, silabus, tenaga   pendidik   dan   sebagainya;  (4) augmented   product merupakan   produk yaitu sejumlah atribut yang menyertai diantaranya adalah kurikulum, silabus, tenaga   pendidik   dan   sebagainya;  (4) augmented   product merupakan   produk tambahan     dengan    tujuan   agar  berbeda    dengan    produk   pesaing,   misalnya output   dari   lembaga   tersebut   mampu   berbahasa   inggris   baik   lisan   maupun tulisan,   computer,   bahasa   arab   dan   sebagainya;  (5) potensial   product  yaitu seluruh    tambahan    dan   perubahan     yang   mungkin    didapat   produk    tersebut adalah pengakuaan lulusan lembaga tersebut dari dunia kerja.
Kedua,   price (harga), merupakan   elemen   yang   berjalan   sejajar   dengan   mutu produk,    dimana    apabila   mutu   produk    baik,  maka   calon  siswa/mahasiswa berani   membayar  lebih  tinggi  sepanjang    dirasa   dalam   batas  kejangkauan pelanggan pendidikan. Salah satu strategi yang sekarang dikembangkan oleh beberapa   perguruan   tingggi   adalah  skiming   price  artinya   adalah   memasang harga   yang   setinggi-tingginya   pada   saat   mulai   dipasarkan   dengan   jaminan bahwa   produk   yang   ditawarkan   memang   berkualitas   tinggi   sehingga   tidak mengecewakan konsumennya.  Akan tetapi ketika hendak menetapkan harga sebaiknya lembaga pendidikan memperhatikan sasaran   yang hendak dicapai yaitu : (1) sasaran   yang  berorientasi pada keuntungan   yang bertujuan untuk mencapai target pengembalian investasi, untuk memperoleh laba maksimum; (2) sasaran   yang   berorientasi   pada penjuala yang bertujuan meningkatkan volume penjualan, mempertahankan/meningkatkan market share,   dan  (3) sasaran yang berorientasi status quo yang bertujuan untuk menstabilkan harga dan menghadapi pesaing[14].
Ketiga, people (SDM), People (SDM) dalam konteks pendidikan adalah orang-orang yang terlibat dalam proses penyampaian jasa pendidikan seperti Tata Usaha (TU), kepala sekolah, guru, karyawan (pendidik dan tenaga kependidikan). Dalam PP 19 tahun 2005 tentang SNP dinyatakan bahwa Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah criteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan. Sumberdaya pendidikan dan tenaga kependidikan ini sangat penting bahkan menjadi ujung tombak dalam proses pemberian layanan pendidikan kepada para siswa dalam lembaga pendidikan. Misalnya teknik mengajar yang tidak monoton, kemampuan penguasaan teknologi, metode pengajaran yang menyenangkan, kemampuan member motivasi dan lain-lain[15].
Keempat, place (lokasi/tempat) adalah letak lokasi sekolah mempunyai peranan yang sangat    penting,   karena    lingkungan     dimana    jasa  disampaikan      merupakan bagian dari nilai dan manfaat jasa yang dipersepsikan cukup berperan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan pilihan. Dalam hal ini penyedia jasa perlu mempertimbangkan faktor-faktor: (1) akses yaitu kemudahan mencapai lokasi;  (2)  vasibilitas    yaitu  lembaga     tersebut   dapat   terlihat  dengan   jelas  keberadaan   fisiknya;  (3)  lalu   lintas   dalam   arti   tingginya   tingkat   kemacetan akan mempengaruhi minat customer terhadap jasa tersebut; (4) tempat parkir yang   luas;  (5)   ketersediaan   lahan   untuk   kemungkinan   perluasan   usaha;  (6) persaingan yaitu dengan memperhitungkan lokasi pesaing kita; (7) ketentuan pemerintah      tentang    peruntukan     lahan   sesuai   dengan     standar   pelayanan minimum yang harus di anut oleh setiap lembaga pendidikan.
Kelima, promotion (promosi)  merupakan   suatu   bentuk   komunikasi   pemasaran yaitu aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau     mengingatkan pasar    sasaran    atas lembaga   dan   produknya   agar   bersedia   menerima,   membeli   dan   loyal   pada produk   yang ditawarkan oleh lembaga tersebut.
Ada beberapa teknik promosi yng dapat dilakukan oleh lemba pendidikan diantarannya (1) Publikasi di surat kabar (2) iklan di radio (3) memasang spanduk (4) brosur (5) bulletin (6) televise (7) publikai di radio (8) publikasi di surat kabar (9) mengundang masyarakat (10) mengundang pelajar (11) logo (12) mengundang pejabat (13) kunjungan ke sekolah sebelumnya[16].
Tujuan promosi  dalam konteks pemasaran adalah: (1) membangun        kepedulian    dan   ketertarikan  terhadap    produk    jasa   dan lembaga penyedia jasa, (2) membedakan jasa yang ditawarkan dan lembaga dari   pesaing,   (3) mengkomunikasikan dan   menggambarkan   kelebihan   dari jasa   yang   tersedia/lembaga   penyedia   jasa   tersebut, (4) membujuk  custome untuk membeli dan menggunakan jasa tersebut. Promosi ini lebih diarahkan pada   penyedia   jasa   pendidikan   sehingga   pengaruh   image   tersebut   berperan penting     terhadap penjatuhan pilihan   customer. Promosi yang berlebihan mempunyai hubungan korelatif yang negatif terhadap daya tarik peminat.
Keenam, physical   evidence (bukti fisik),   merupakan   sarana   dan   prasarana yang mendukung   proses   penyampaian   jasa   pendidikan   sehingga   akan   membantu tercapainya janji lembaga kepada pelanggannya.
Ketujuh, process (poses) Dengan        demikian       proses     penyampaian jasa pendidikan   merupakan   inti  dari   seluruh   pendidikan,   kualitas   dalam   seluruh elemen yang menunjang proses pendidikan menjadi hal yang sangat penting untuk menentukan keberhasilan proses pembelajaran sekaligus sebagai bahan evaluasi terhadap pengelolaan lembaga pendidikan dan citra yang terbentuk akan membentuk sirkulasi  dalam merekrut pelanggan pendidikan[17].

No
Komponen
Sub Variabel
Indikator-Indikator
1
Produk Jasa PT
Pilihan Konsentrasi
Variasi Pilihan
Nama PT
Reputasi, Prospek PT
2
Harga Jasa PT
Penetapan Harga
Spp, Biaya Pembagunan, Biaya Laboratorium
Discount
Beasiswa
Pembayaran
Prosedut Pembayaran
Syarat Kridit
Syarat Kridit
3
Lokasi Jasa PT
Lingkungan
Dekat Dengan Pusat Kota, Luas Lahan Parkir Dan Kondusif
Transportasi
Angkutan Umum Dan Tingkat Kemacetan Rendah
4
Promosi Jasa PT
Advertising
Iklan, TV, Radio, Billbord, Brosur
Promosi Penjualan
Pameran, Invitasi
Penjualan Tatap Muka
Kontak Langsung
Hubungan Masyarakat
Kegiatan Hubungan Masyarakat
5
Person/SDM Jasa PT
Administrator
Kompetensi Administrasi Yang Profesional
Dosen
Kompetensi Dosen Yang Profesional
Karyawan
Kompetensi Karyawan Yang Profesional
6
Bukti Fisik/Sarana Prasarana Jasa PT
Gaya Bangunan
Kesesuai Gaya Estetika Dan Fungsional
Fasilitas Penunjang
Sarana Pendidikan, Peribadatan, Olahrga, Dan Keamanan
7
Proses/Jasa PT
Kualitas Jasa KBM
Proses KBM
Kualitas Jasa Administrasi
Reliabilty, Responsibility, Assurance, Dan Emphaty


Yang membedakan dalam bauran pemasaran di setiap segmen tertentu/konsumen tertentu adalah gradasinya, penyampaianya, persentasi yang dimunculkan. Karena setiap  segmen tertentu/konsumen tertentu membutuhkan bauran pemasaran berbeda-beda.
Pada gambar berikut dapat dilihat penerapan strategi P1-P7 yang diarahkan kepada publik, guna menjaring pelamar, yang kemudian akan diseleksi, dan mendapatkan calon siswa baru yang berkemampuan akademik dan juga berkemampuan ekonomi.






Strategi P1
 
Strategi Marketing Mix Pada Pemasaran Sekolah
 













Senyum dan Kepuasan Pelanggan Pendidikan
Senyum       dan   kepuasan    pelanggan    didorong     oleh   prinsip   bahwa pelanggan   adalah   asset  utama,   pelanggan   merupakan   sosok   terpenting  bagi organisasi,    karena   begitu    pentingnya    pelanggan   memuaskannya adalah  - sebuah   keniscayaan,   sehingga   dengan   kepuasan   yang   mereka   rasakan   akan membuat mereka tersenyum. Senyum,      merupakan   salah   satu   pembentuk   rasa    kepuasan   terhada pelanggan.   Senyum   yang  penuh   ketulusan   karena   merasa   puas   akan   terasa berbeda dengan senyum dipaksakan.  Senyum terpaksa memang hanya basa- basi.   Auranya     terasa  hambar     dan   tidak   memberikan efek  positif   bagi peningkatan   penjualan.   Meski   pelanggan   kita   tersenyum, senyum   itu   hanya menggambarkan   pancaran   pribadinya   yang   baik.  Sedangkan  senyum   karena  puas terhadap pelayanan dan produk yang kita jual, itu belum tentu.
Senyum karena merasa puas menikmati produk dan pelayanan sangat berdampak   positif   bagi   perusahaan.  Image  perusahaan   akan  terangkat   dan nilai penjualan akan terdongkrak.  Senyum tulus pelanggan ibarat bola-salju. Senyum-senyum lainnya  akan   terus   bergulir   manakala   kita   tetap   menjaga kualitas produk dan pelayanan. Senyum itulah   yang akan menjadi promotor kita   kepada   masyarakat.  Tanpa   mengeluarkan   biaya   berarti,   pelanggan   kita yang     tersenyum     akan   mempromosikan produk    kita   kepada    temannya, tetangga,     hingga     mitra    bisnisnya.     Pelanggan adalah    asset utama. Keberadaannya   di   tengah-tengah   kita (perusahaan)   sangat   berarti.   Buatlah  mereka tersenyum. Karena senyum pelanggan adalah senyum anda juga[18].
Kata kepuasan dari bahsa latin “satis” (artinya cukup baik, memadai) dan “facio” (melakukan atau membuat), sehingga kepuasan bisa diartikan sebagai upaya pemunuhan sesuatu atau membuat sesuatu memadai[19]. Zeithamlmenyatakan bahwa “satisfaction is the consmer`s fulfikkment response. It is judgement that a  product pleasurable level of consumption related fullfilment”. Jadi dapat ditegaskan bahwa kepuasan merupakan respon konsumen yang sudah terpenuhi keinginannya tentang pengunaan barang atau jasa yang mereka pakai[20].
Menurut Mulyasa yang harus dilakukan agar pelangan merasa puas, yakni layanan yang sesuai dengan yang dijanjikan (reliability), mampu menjamin kualitas pembelajaran (assurance), iklim sekolah/kampus yang kondusif (tangible), memberikan perhatian penuh kepada peserta didik (emphaty), dan cepat tanggap terhadap kebutuhan peserta didik (responsibility)[21]. Menurut panduan Manajemen Sekolah, sekolah/kampus dikatakan berhasil jika mampu memberikan layanan sama atau melebihi harapan.

Tabel Indikator kepuasan pelangan pendidikan sekolah, madrasah, pesantren[22]
No
Komponen
Indikator-Indikator
1
Karakteristik barang dan jasa
Nama lembaga pendidikan yang dikenal, staf pengajar yang  kompeten, dan hubungan dengan lembaga luar
2
Emosi pelangan
Motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar
3
Persepsi terhadap pelayanan
Penerimaan pelayanan oleh siswa
4
Pelangan lainya
Penyebarluasan informasi
5
Atribut-atribut pendukung
Promosi di bidang jasa lembaga pendidikan, lulusan yang dihasilkan, dan prestasi-prestasi yang dicapai
6
Manfaat
Fungsional
7
Biaya
Moneter
Waktu
Energi dan fisik

Ada beberapa cara untuk mengantisipasi faktor-faktor yang dapat menimbulkan ketidakpuasan diantaranya adalah penerapan teknik penelitian pasar dalam Total Quality Management (TQM), yang mengharuskan adanya suatu pendekatan secara menyeluruh dalam meningkatkan kualitas produk, mulai dari proses pembuatan, hasil jadi, pengiriman, dan pelayanan yang terus menerus[23].

Strategi dan Komunikasi Pemasaran
Dalam bidang pendidikan diperlukan tiga konsep strategi pemasaran yang dapat dipertimbangkan, yaitu: (1) Distinctive competence, yaitu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat melakukan kegiatan yang lebih baik dari pada pesaing; (2) Competitive advantage, yaitu kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya, (3) melalui strategi differensiasi (keunggulan bersaing disebabkan oleh pilihan strategi yang dilakukan perusahaan untuk merebut peluang pasar).
Strategi differensiasi merupakan salah satu dari tiga strategi pemasaran sebagai strategi bersaing, yaitu:
1.      Differensiasi,
Adalah  strategi  memberikan penawaran yang berbeda dibandingkan penawaran yang diberikan oleh kompetitor. Strategi differensiasi mengisyaratkan perusahaan mempunyai jasa  atau produk yang mempunyai kualitas ataupun fungsi yang bisa membedakan dirinya dengan pesaing. Strategi differensiasi dilakukan dengan  menciptakan persepsi terhadap nilai tertentu pada konsumennya. Misalnya: persepsi mengenai keunggulan kerja, inovasi produk, pelayanan yang lebih baik, brand image yang lebih unggul, dan lain-lain.
2.      Keunggulan biaya  (low cost),
Adalah  strategi  mengefisienkan seluruh biaya produksi sehingga menghasilkan produk atau jasa yang bisa dijual lebih murah dibandingkan pesaing. Strategi harga murah ini fokusnya pada harga, jadi biasanya produsen tidak terlalu perduli dengan berbagai faktor pendukung dari produk ataupun harga yang penting bisa menjual produk atau jasa dengan harga murah kepada konsumen. Warung Tegal misalnya mengandalkan strategi harga. Mereka tidak perduli dengan kenyamanan orang ketika makan, bahkan juga dengan kebersihan, yang penting bisa menawarkan menu makanan lengkap dengan harga yang bersain
3.      Fokus    (Focus),
Adalah strategi menggarap satu target market khusus. Strategi fokus biasanya dilakukan untuk produk ataupun jasa yang memang mempunyai karakteristik khusus. Beberapa produk misalnya hanya fokus ditargetkan untuk kaum muslim sehingga semua produknya memberikan benefit dan fungsi yang disesuaikan dengan aturan Islam. Produk yang fokus pada target market kaum muslim biasanya selalu mensyaratkan label halal, tanpa  riba, dan berbagai aturan lain yang disesuaikan dengan ketentuan Islam.
Pengelola sekolah hendaknya dapat mengkomunikasikan pesan-pesan pemasaran sekolah yang diharapkan pasar. Sekolah sebagai lembaga ilmiah akan lebih elegan apabila bentuk-bentuk komunikasi disajikan dalam bentuk/format ilmiah, seperti menyelenggarakan kompetensi bidang studi, forum ilmiah/seminar dan yang paling efektif adalah publikasi prestasi oleh media independen seperti berita dalam media massa, komunikasi yang sengaja dilakukan sekolah dalam bentuk promosi atau bahkan iklan sekalipun perlu menjadi pertimbangan. Bentuk dan materi pesan agar dapat dikemas secara elegan namun menarik perhatian agar sekolah tetap dalam image sekolah sebagai pembentuk karakter dan nilai yang baik
Publikasi yang sering dilupakan namun memiliki pengaruh yang kuat adalah promosi “mouth to mouth” (mulut ke mulut). Alumni yang sukses membagi pengalaman (testimony) atau bukti keberhasilan sekolah.
Komunikasi pemasaran pendidikan dapat mengunakan strategi komunikasi pro-aktif (proactive strategies). Khusus   yang  berkenaan   dengan  action   strategy,   terdiri dari:
1.   Organizational     performances, meyakinkan      publik   bahwa    organisasi memiliki kualitas yang terbaik bagi konsumen, yakni dengan membuktikan atau mengkomunikasikan bahwa  sekolah kita adalah yang berkualitas.
2.   Audience  participation, menggunakan taktik komunikasi dua arah dan melakukan aktivitas dari publik yang berkepentingan untuk secara langsung melakukan kontak dengan produk atau jasa yang dihasilkan organisasi, diantaranya dengan cara memberikan kesempatan kepada audience memberikan feedback atas pesan yang sudah disampaikan dalam rangka melakukan outside in, misalnya dengan diadakannya survey untuk mengetahui pendapat masyarakat tentang sekolah. Special events , misalnya dengan mengadakan mengadakan open house di sekolah yang ditujukan kepada masyarakat umum, dan mengikuti education expo dan melakukan education gathering seperti seminar dan workshop  dengan pembicara tokoh pendidikan untuk memberikan penyuluhan tentang pentingnyan sebuah pendidikan.
3.   Aliances and coalitions, misalnya dengan melakukan kerja sama (aliansi) ;dengan sekolah lain.
4.   Sponsorship, untuk kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan tujuan ataupun sasaran program, dalam hal ini kegiatan yang dilakukan oleh target market, yakni dengan memberikan sponsor pada acara pentas seni sekolah.
5.   Strategic philanthropy, ini dilakukan untuk memperoleh keuntungan berupa reputasi yang baik atau biasa disebut dengan corporate social responsibility (CRS), yakni dengan memberikan beasiswa berupa beasiswa penuh dan beasiswa berupa potongan 50% biaya sekolah untuk anak-anak berprestasi di sekolah dan yang tidak mampu[24].

Inovasi  Pemasaran
Sebenarnya tidak terlalu berlebihan jika ada yang menyatakan bahwa ada 1001 cara untuk menjual produk apapun itu, jasa maupun non jasa. Masalahnya adalah kena sudah dicoba dengan berbagai cara penjualan tidak juga meningkat bahkan cenderung menurun. Apalagi kalau penjualan tak kunjung ada, sudah dipastikan akan muncul vonis bahwa barang tidak bisa dijual, lebih spesifik bisa dirangkum dalam satu kata "gagal". Seperti yang diungkapkan pada tulisan sebelumnya bahwa salah satu cara pengembangan pasar adalah membangun tiga jaringan. Namun ternyata itu saja tidak cukup ada hal lain yang penting kita lakukan.
Arifin Isnaini mengungkapkan bahwa langkah awal dalam memasarkan produk adalah:
Pertama; kenali terlebih dahulu karakter produk dan karakter konsumen yang akan dijadikan sasaran. Kedua karakter ini akan menentukan secara efektif terhadap banyak hal dalam pengambilan keputusan dan strategi pemasaran.
Kedua; pilihlah sistem pemasaran, jaringan distribusi dan tentunya kebijakan-kebijakan yang tepat. Dengan demikian langkah yang akan diambil dalam strategi pemasaran akan lebih jelas dan terfokus. Pemahaman karakter produk dan karakter konsumen sangat dibutuhkan oleh orang- orang marketing karena ia sebagai ujung tombak dana pemasaran suatu produk, mulai dari promosi hingga terjadinya proses transaksi. Philip Kotler dalam manajemen pemasarannya mengulas hal itu dari sudut pandang komunikasi pemasaran yang meliputi pengiklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan personal, dan pemasaran langsung.
Namun harus diingat bahwa perubahan-perubahan yang fundamental terus menerus terjadi baik ditingkat nasional maupun internasional. Salah satu pengaruhnya bagi pasar domestic adalah proses internasionalisasi sistem budaya yang berdampak pada perilaku konsumsi masyarakat. Pergeseran pola konsumsi ini, terlepas dari preperensi kita baik sebagai individu maupun sebagai bangsa- akan menggeser pola permintaan produk- produk nasional yang tidak memiliki ciri "internasional". Adanya kondisi tersebut maka produsen harus jeli dan  peka  untuk menangkap keinginan-keinginan konsumen. Untuk itu Ginanjar menyatakan ada empat hal yang mesti diperhatikan produsen: (1) produk harus sesuai dengan tujuan produksi yang ingin dicapai; (2) produk harus memenuhi kebutuhan pasar riil; (3) fungsi produk harus bisa diandalkan sepanjanng masih memenuhi masa keberadaannya (life time); (4) produk harus memudahkan konsumen dalam pemeliharaannya (maintenance)[25]

Promosi Produk
Komunikasi pemasaran (promosi usaha) ialah proses penyampaian informasi atau pesan, ide, perintah dan keluhan dari pengirim pesan (sender) kepada penerima pesan (receiver).
Promosi sebagai bentuk komunikasi pemasaran adalah fungsi menginformasikan, membujuk, mempengaruhi keputusan pembelian. Tujuan promosi ialah (1) memberi informasi kepada konsumen dan masyarakat, (2)  meningkatkan permintaan, (3) membedakan produk, (4) memberi penekanan nilai yang diterima konsumen atas produk, dan (5) menstabilkan penjualan.
Bauran promosi meliputi:
1.   Komunikasi personal ialah komunikasi langsung antara pemasar dengan konsumen individu yang melibatkan dialog dua arah;
2.   Telemarketing ialah penjualan personal kepada pelanggan yang prospektif melalui media telepon dan internet;
3.   Customer service melalui bantuan layanan tambahan yang dilakukan oleh karyawan yang secara khusus tidak menjalankan fungsi penjualan;
4.   Customer training ialah kursus formal yang ditawarkan oleh perusahaan untuk mengajarkan kepada pelanggan tentang kompleksitas produk;
5.   Word of mouth ialah komentar positif atau negatif dari seorang pelanggan tentang produk, kepada yang lain;
6.   Periklanan ialah bentuk komunikasi nonpersonal yang dilakukan oleh pemasar untuk memberi informasi, mengajar, atau membujuk konsumen sasarannya;
7.   Promosi penjualan ialah insentif jangka pendek yang ditawarkan kepada konsumen dan perantara pemasaran untuk merangsang pembelian produk;
8.   Publisitas/hubungan dengan masyarakat adalah usaha untuk mendorong perhatian positif terhadap perusahaan dan produknya dengan mengirimkan terbitan baru, mengadakan konperensi pers, mengadakan special events, mensponsori kegiatan-kegiatan bermanfaat bersama pihak ketiga;
9.   Corporate design, berkenaan dengan: logo perusahaan pada pin, interior dekoration, kendaraan dan peralatan, stationary, seragam kantor[26]

LOYALITAS PELANGGAN PENDIDIKAN
Pengertian Loyalitas pelanggan adalah bahwa kesetiaan pelanggan diukur dengan frekuensi penggunaan atau proporsi penggunaan kembali (re-use) sebuah jasa.
Keuntungan memilki sejumlah siswa yang loyal terhadap lembaga pendidikan adalah memberikan citra bahwa jasa pendidikan yang ditawarkan tersebut dapat diterima dan dikenal oleh masyarakat luas, memiliki reputasi baik, dan sanggup untuk memberikan dukungan layanan dan peningkatan mutu pendidikan[27].
Adapun komponen loyalitas pendidikan sekolah, madrasah, dan pesantrean adalah:
No
Komponen
Indikator-indikator
1.
Pembelian ulang
Frekuensi mengikuti KBM rutin yang diselenggarakan sekolah
Frekuensi pemberian saran kepada seklah
2.
Penciptaan prospek
Frekuensi menyarankan ke orang lain untuk sekolah di sekolah ini
3.
Kekebalan terhadap pesaing
Kekuatan/kepercayaan siswa untuk tidak pindah ke sekolah lain
Tingkat kebanggaan/konsistensi siswa atas daya tarik sekolah lain
4.
Hubungan harmonis
Perhatian pimpinan dan guru terhadap keluhan dan harapan
Pegawai/staf administrasi sekolah
5.
Penyampaian positif
Memberikan informasi tentang hal-hal positif mengenai sekolah kepada:
Teman, saudara/kerabat
Lembaga pendidikan
Perusahaan
6.
Hambatan untuk berpindah
Keengganan siswa untuk berpindah dari sekolah ini
Pameran pendidikan
Lomba karya ilmiah remaja (KIR)
Mengadakan kontak dengan lembaga pendidikan lain
Tetap bertahan di madrasah/sekolah/pesantren


PENUTUP
Pemasaran pendidikan merupakan langkah pembaharuan ketika sebuah lembaga pendidikan harus mengikuti ketatnya persaingan untuk memperoleh customer. Langkah awal dalam melakukan strategi pemasaran jasa pendidikan melihat (1) target pasar setelah jelas targetnya siapa, (2) mengunakan diferensiasi baik produk, layanan promosi yang dapat membedakan dengan produk lain, (3) karena setiap segmen konsemen membutuhkan bauran pemasaran yang berbeda-beda baik dari promosi dan apa yang dibutuhkan berbeda-beda maka kita harus jeli dan menyesuaikan cara bauran pemasaran yang cocok dalam segmen yang kita tuju agar target konsumen yang kita tuju dapat mengena dengan tepat. (4) melakukan pelayanan sebaik mungkin dengan tetap terus melakukan inovasi-inovasi berkelanjutan. (5) dengan terciptanya brand yang dibangun dari awal mulai kegiatan pemasara maka akan memudahkan dan dapat memberi kepercayaan masyarakat terhadap sekolah sehingga munculnya loyalitas konsumen terhadap lembaga pendidikan.
            Bagi lembaga pendidikan yang telah memiliki image yang bagus di masyarakat, implementasi pemasaran pendidikan hanya membutuhkan planning yang lebih menyempurnakan keberadaan sekolah tersebut dengan melakukan improvement quality yang berkesinambungan dengan inovasi sebagai terobosan baru dalam mengantisipasi permintaan dunia kerja sebagai relevansi dari pendidikan.   Pemasaran pendidikan dapat dilakukan melalui promosi. Pemasaran dilakukan untuk memperoleh kepuasan pelangan sehinga pelangan membeli lagi produk lembaga pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA
Alma Buchari, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2003
Ara Hidayat & Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan Konsep, Prinsip, Dan Aplikasi Dalam Mengelola Sekolah Dan Madrasah, Yogyakarta: Kaukaba, 2012
David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Daya Saing Sekolah, Jurnal Pendidikan Penabur No 11/Tahun Ke-7/Desember 2008
Duglas W. Foster, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jakarta: Erlangga, 1985
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Menyukseskan MBS Dan KBK, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002
Qomar Mujamil, Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan Manajeman Pendidikan Islam, Jakarta: Erlangga, 2007.
Syukur Fatah, Manaejeman Pendidikan Berbasis Pada Madrasah, Jogjakarta: Pustaka Rizki Putra, 2001
Philip Kottler, Gary Amstrong, Dasar Pemasaran, Jakarta: Intermedia, 1996
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2011
Muhaimin Dkk, Manajemen Pendidikan, Aplikasi Dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah, Jakarta: Kencan, 2009





[1]David Wijaya,  Pemasaran Jasa Pendidikan Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Daya Saing Sekolah, Jurnal Pendidikan Penabur No 11/Tahun Ke-7/Desember 2008
[2] Qomar Mujamil, Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan Manajeman Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga. 2007) Hal 46
[3] Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia,Manajemen...hal. 330-331
[4] Ara Hidayat & Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan Konsep, Prinsip, Dan Aplikasi Dalam Mengelola Sekolah Dan Madrasah, Yogyakarta: Kaukaba, 2012 Hal 223-224
[5] Syukur Fatah, Manaejeman Pendidikan Berbasis Pada Madrasah, (Jogjakarta: Pustaka Rizki Putra, 2001) Hal.186-187
[6] Alma Buchari, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003) Hal. 46
[7] Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen...hal 334-336
[8] Ara Hidayat & Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan...Hal 224-225
[9] Ara Hidayat & Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan...Hal 225-228
[10] Philip Kottler, Gary Amstrong, Dasar Pemasaran, (Jakarta: Intermedia, 1996) Ha. 14
[11] Alma Buchari, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003) Hal 46-47
[12] Syukur Fatah, Manaejeman Pendidikan Berbasis Pada Madrasah,(Yogyakarta: Pustaka Rizki Putra, 2001) Hal 190-191
[13] Ara Hidayat & Imam Machali, Pengelolaan Pendidika.... Hal 237-238
[14] Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan…Hal 343-344
[15] Ara Hidayat & Imam Machali, Pengelolaan Pendidika.... Hal 240
[16] Muhaimin dkk, “manajemen pendidikan” aplikasi dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah/madrasah, Jakarta: Kencan, 2009. Hal. 111
[17] Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen...hal. 343-346
[19] Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen...hal. 338
[20] Ara Hidayat & Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan...Hal 230
[21] E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Menyukseskan MBS Dan KBK, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002) Hal 26
[22] Ara Hidayat & Imam Machali, Pengelolaan Pendidika.... Hal 232
[23] Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen...hal 342
[24] Ara Hidayat & Imam Machali, Pengelolaan Pendidika....hal 243-247
[26] http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/196210011991021-YOYON_BAHTIAR_IRIANTO/Modul-5-Pemasaran_Pendidikan.pdf
[27] Ara Hidayat & Imam Machali, Pengelolaan Pendidika....hal 232- 235