Sabtu, 19 Januari 2013

STRUKTUR DAN CARA KERJA ILMU TASAWUF



STRUKTUR DAN CARA KERJA  ILMU TASAWUF




Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas revisi mata kuliah
 Filsafat Ilmu: Topik-Toik Epistimologi
Dosen pengampu : Prof. Dr. Machasin, M.A
JADWAL UAS 26 JANUARI 2013 JAM 10.00-12.00
Disusun Oleh:
Qiyadah Robbaniyah  (1220411206)



PROGRAM PASCASARJANA PRODI PENDIDIKAN ISLAM
KONSENTRASI MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN ISLAM
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2013

STRUKTUR DAN CARA KERJA ILMU TASAWUF


A.      PENDAHULUAN
Manusia sebagaimana disebutkan Ibnu Khaldun memiliki panca indra (anggota tubuh), akal pikiran dan hati sanubari. Ketiga potensi ini harus bersih, sehat, berdaya guna dan dapat bekerja sama secara harmonis. Untuk menghasilkan kondisi seperti itu ada tiga ilmu yang berperan penting. Yang pertama, fiqih berperan dalam membersihkan dan menyehatkan penca indra dan anggoa tubuh. Istilah  yang digunakan fiqih untuk untuk pembersihan dan penyehatan panca indra dan anggota tubuh ini disebut thoharoh (besuci). Karena fiqih banyak berurusan dengan dimensi lahiriyah manusia. Kedua filsafat berperan dalam menggerakan, menyehatkan dan meluruskan akal pikiran. Karenanya filsafat banyak berurusan denga metafisik manusia, dalam rangka menghasilkan konsep-konsep yang menjelaskan inti tentang sesuatu. Ketiga tasawuf berperan dalam membersihkan hati sanubari. Karenanya tasawuf banyak berhubungan dengan dimensi batin manusia. Adanya tiga potensi yang dimiliki manusia itu dapat dilihat dari isyarat yang terkandung dalam firman Alloh SWT sebagai berikut:

قُلْ هُوَ الَّذِي أَنشَأَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلاً مَّا تَشْكُرُونَ

  Artinya: “Katakanlah: "Dia-lah yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati". (tetapi) Amat sedikit kamu bersyukur.” (QS. Al-Mulk. 23)

B.       PEMBAHASAN
1.      Hakekat Ilmu/Pengetahuan Tasawuf
Terdapat beberapa poin yang penting dalam ilmu/pengetahuan taswuf adalah :
a.    Pengetahuan/ilmu yang membahas pembersihan hati dari hal-hal selain Allah menurut jalan Islam dengan cara dan tahapan-tahapannya melalui filosofi para tokoh sufi[1].
b.    Pengetahuan yang tidak rasional; ialah Pengetahuan (ajaran atau keyakinan) tentang Tuhan yang diperoleh melalui latihan meditasi atau latihan spiritual, bebas dari ketergantungan indera atau rasio
c.    pengetahuan yang tidak dapat dipahami rasio,
d.   pengetahuan yang supra rasional tetapi kadang-kadang mempunyai bukti empiris[2].
2.      Struktur Ilmu/Pengetahuan Tasawuf
Struktur adalah kumpulan dari unsur-unsur yang membangun suatu bangunan yaitu pondasi, kerangka-kerangka, dan atap. Maka struktur ilmu tasawuf adalah pertama pondasinya yaitu  filosofi ilmu tasawuf, kedua kerangka-kerangkanya yaitu metode yang digunakan, sistem yang digunakan, dan tradisi keislaman. Ketiga atapnya adalah tujuan ilmu tasawuf [3]

Bagan dari struktur ilmu tasawuf


Text Box: METODEText Box: SISTEMText Box: TRADISI KEISLAMAN
 





                       








Stuktur ilmu tasawuf sebagai berikut:
1.    Pondasi ilmu tasawuf adalah memandang bahwa manusia adalah cerminan tuhan
2.    Kerangka-kerangka ilmu tasawuf
a.         Metode yang digunakan dalam ilmu tasawuf untuk membersihkan hati sebagai berikut:
a)        Tahalli: mengisi diri dengan sifat-sifat terpuji
b)        Takhalli: membersihkan diri dari sifat-sifat tercela
c)        Tajalli: terungkapnya nur gaib untuk hati
d)       Munajat: melaporkan aktivitas diri pada Allah
e)        Muraqabah dan muhasabah: selalu memperhatikan dan  diperhatikan Allah dan menghitung amal
f)         Memperbanyak wirid dan zikr
g)        Mengingat mati
h)        Tafakkur: merenung/meditasi
i)          Taubah: pembersihan diri dari dosa
j)          Zuhd: sederhana dalam hal duniawi
k)        Sabr: pengendalian diri
l)          Tawakal: berserah diri sepenuhnya kepada Allah
m)      Ridha: menerima qada dan qadar dengan rela
n)        Mahabah: cinta kepada Allah
o)        Ma'rifah: mengenal keesaan Tuhan[4]
b.         Sistem yaitu teori-teori/dalil yang digunakan dalam pegangan ilmu tasawuf yaitu amaliyah guru-guru sufi dan setiap tarekat berbeda cara dan pola konsepnya
3.    Tradisi keislaman
             Karena ilmu tasawuf merupakan suatu ilmu pengetahuan yang berlandasan agama islam dan sebagai ilmu pengetahan yang dipelajari cara dan jalan bagaimana seorang muslim dapat berada sedekat mungkin dengan Allah swt[5].
4.    Tujuan ilmu tasawuf yaitu mengubah perilaku, pikiran individu lebih mendalam atau bisa juga dikatan bahwa dapat merasakan Tuhan untuk siapa dipersembahkan segala amal dan ibadah itu.


3.      CARA KERJA ILMU TASAWUF
Tasawuf adakalanya dapat membawa orang menjadi sesat manakala seseorang ber-Tasawuf tanpa ber-Tauhid dan ber-Syariat. Tauhid menimbulkan iman, syariat menimbulkan taat. Dengan tauhid kita dapat mengetahui bahwa Allah itu ada, dan dengan syariat kita dapat taat menuruti peraturan-peraturan dalam beribadah. Jadi apabila didasari dengan ber-tauhid dan ber-syariat yang benar maka dengan tasawuf kita dapat merasa dan mengenal Allah . Sebab Tasawuf merupakan dasar pokok kekuatan batin, pembersih jiwa, pemupuk iman, penyubur amal saleh semata-mata mencari keridhaan Allah SWT, memperkuat daya juang (mujahadah) dalam latihan (riyadhah) jiwa dan kunci untuk mengenal Allah Tahapan atau stasion ini sangat khas dan terdapat persamaan dan perbedaan antara sufi yang satu dengan yang lain.
Dengan membina tata hidup dan kehidupan yang di dasari pada prinsip-prinsip ber-tasawuf tersebut, maka Islam akan lebih mampu membangun kemajuan dunia untuk kebahagiaan ummat manusia di dunia dan akhirat.[6]

                        Maka cara kerja ilmu tasawuf dapat digambarkan sebagai berikut:

Amaliyah guru sufi                 Praktek Murid               Teorisasi               teori
                                    Proses perkembangan dan pembaharuan teori

contoh prakteknya adalah yaitu rangkaian ritual dan petunujuk yang di perintahkan oleh guru sufi misal guru sufi memerintahkan  muridnya untuk mengambil air disungai untuk mengisi bak mandi setiap hari sebelum shubuh selama satu bulan setelah satu bulan kemudian setelah satu bulan guru sufi  bertanya kepada muridnya apa yang kamu dapat dan rasakan setelah melakukan ritual tersebut jika sudah lulus maka murid tersebut bisa naek ke ritual dan tingkatan berikutnya hingga mencapai tingkatan tertinggi dari ilmu taswuf itu sendiri, jika murid tersebut bisa melakukan semua ritual dan lulus dari semua tingkatan dan mendapatkan pembersihan hati yang suci maka teori tersebut dapat dikatan sebagai teori [7]
Dan perkembangan ilmu tasawuf dari teori-teori yang telah ada hingga sekarang belum banyak muncul pembaharuan dan peneliti yang memunculkan hal-hal yang lebih baru dari teori-teori yang terdahulu.


C.      KESIMPULAN
  1. Hakekat ilmu tasawuf adalah pengetahuan yang membahas pembersihan hati dari hal-hal selain Allah menurut jalan Islam cara dan tahapan-tahapannya dengan filosofi para tokoh sufi
  2. struktur ilmu tasawuf adalah pertama pondasinya yaitu  filosofi ilmu tasawuf, kedua kerangka-kerangkanya yaitu metode yang digunakan, sistem yang digunakan, dan tradisi keislaman. Ketiga atapnya adalah tujuan ilmu tasawuf
  3. Cara kerja ilmu tasawuf sesuai urutanya adalah pertama amaliyah guru sufi kedua prakteK murid ketiga teorisasi keempat teori kelima proses pembaharuan dan perkembangan teori


DAFTAR PUSTAKA
Diskusi makalah di pascasarjana UIN Jogja tanggal 21 oktober 2012 dengan Prof.Machasin dengan tema hakikat dan objek ilmu taswuf
Diskusi makalah di pascasarjana UIN Jogja tanggal 30 desember 2012 dengan Prof.Machasin dengan tema struktur dan cara kerja ilmu tasawuf
Drs. Asmaran As., M.A., Pengantar Studi Tasawuf, Rajawali Pers, 1996
DR. Mustofa Zahri, Kunci Memahami Ilmu Tasawuf, (Surabaya: Bina Ilmu, 1976
Nasution, Harun, 1973, Falsafat dan Mistisisme, Jakarta, Bulan Bintang




[1] Diskusi makalah di pascasarjana Uin Jogja tanggal 21 oktober 2012 dengan prof.Machasin dengan tema hakikat dan objek ilmu taswuf
[3] Diskusi makalah di pascasarjana UIN Jogja tanggal 30 desember 2012 dengan prof.Machasin dengan tema struktur dan cara kerja ilmu tasawuf
[4] Drs. Asmaran As., M.A., Pengantar Studi Tasawuf, Rajawali Pers, 1996, hal.65-176
[5] Nasution, Harun, 1973, Falsafat dan Mistisisme, Jakarta, Bulan Bintang, hal. 47
[6] DR. Mustofa Zahri, Kunci Memahami Ilmu Tasawuf, (Surabaya: Bina Ilmu, 1976), hal. 64
[7] Diskusi makalah di pascasarjana UIN Jogja tanggal 30 desember 2012 dengan prof.Machasin dengan tema struktur dan cara kerja ilmu tasawuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar